Setidaknya 148 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam gempa bumi dahsyat yang melanda Kabupaten Jishishan di Provinsi Gansu, Tiongkok barat laut pada Senin 18 Desember lalu, yang berdampak pada Provinsi Qinghai.
Seperti dilansir dari kantor berita CGTN, jurnalis CGTN Cen Ziyuan melaporkan dari hasil wawancara dengan Chen Wenkai, Direktur Pusat Layanan Darurat di Administrasi Gempa Provinsi Gansu, mengatakan gempa yang terjadi berkekuatan sedang.
Namun, dampak gempa sangat serius karena jumlah korban jiwa lebih banyak dibandingkan gempa berkekuatan 6,2 skala richter yang juga pernah terjadi di negara itu.
Operasi Pencarian Dihentikan
Pihak berwenang di Gansu juga mengumumkan berakhirnya operasi pencarian setelah memastikan tidak ada lagi orang hilang di wilayah tersebut. Namun di Qinghai, tiga orang masih belum ditemukan.
Gempa kuat yang terjadi pada Senin ini kemudian diikuti beberapa gempa susulan kecil sepanjang pekan ini.
Lebih dari seribu orang di kedua provinsi tersebut terluka akibat bencana tersebut.
Di Gansu, 282 orang masih dirawat di rumah sakit dan 17 orang dalam kondisi kritis. Pihak berwenang Qinghai mengatakan 166 orang terluka masih dirawat di rumah sakit.
Lebih banyak pasokan bantuan telah didistribusikan ke provinsi Gansu dan Qinghai yang dilanda gempa di barat laut Tiongkok, sementara lebih banyak keluarga korban gempa telah pindah ke lokasi pemukiman sementara yang baru dibangun.
Diantaranya, 1,12 juta bantuan telah dikirim ke Provinsi Gansu pada pukul 18:00. pada 22 Desember, menurut otoritas setempat. Perawatan medis juga mengalami kemajuan di sana.
Sebuah pos pengobatan sementara yang dilengkapi dengan obat-obatan yang biasa digunakan, mesin elektrokardiograf (EKG) dan peralatan pemantauan lainnya, dibangun dalam beberapa hari terakhir untuk memenuhi kebutuhan warga.
Pada malam hari tanggal 18 Desember, gempa berkekuatan 6,2 skala Richter melanda Kabupaten Jishishan, Provinsi Gansu, mempengaruhi wilayah tetangga Kabupaten Minhe di Qinghai, China.
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu