Lembaga penelitian Numbeo kembali merilis indeks biaya hidup di kota besar di dunia untuk tahun ini. Jakarta mendapat urutan 440 dengan skor 35,1. Sementara Surabaya diurutan 473 dengan skor 30. Ada 540 kota di dunia yang dinilai oleh Numbeo.
Indeks biaya hidup adalah ukuran relatif biaya yang dikeluarkan warga setempat untuk tinggal dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di sebuah kota. Biaya yang dihitung mencakup harga barang konsumsi, termasuk belanja di toko, harga makanan di restoran, ongkos transportasi.
Indeks ini tidak termasuk biaya untuk sewa tempat tinggal, ini akan dibuatkan indeks yang lain. Cara mengukurnya, Numbeo menjadikan kota New York Amerika Serikat sebagai acuan indeks dengan nilai 100. Jika sebuah kota seperti Jakarta yang memiliki skor 35,1 berarti biaya hidup di Jakarta hanya 35,1% dari biaya hidup di New York, demikian pula Surabaya, 70% lebih murah dari New York.
Kota dengan biaya hidup paling mahal di dunia adalah Hamilton, di Bermuda yang 42,1% lebih mahal dari New York. Ada pula Basel yang 27% lebih mahal dan Zurich di Swiss yang 20% lebih mahal. Sementara, kota termurah diborong tiga kota di Pakistan yaitu Faisalabad (16,1), Multan (15,6), dan Peshawar (15,1).
Biaya Makan Paling Mahal
Numbeo juga merilis indeks lain, seperti biaya sewa tempat tinggal dan biaya makan di restoran. Untuk makan, urutan termahal tetap di Kawasan Bermuda, disusul Swiss dan Amerika Serikat, yang mengalahkan mahalnya makan di restoran New York
Urutannya, Hamilton (142,1), Zug di Swiss (118,5), Basel di Swiss (127), Zurich di Swiss (120,8), kemudian Santa Barbara, California (112,2). Cara mengartikan posisi indeks sama seperti indeks biaya hidup.
Beda lembaga, beda sudut hasil. Economist Intelligence Unit, tahun lalu menempatkan, New York dan Singapura sebagai kota termahal di dunia. Menurut catatan mereka, harga di kota-kota dunia sudah naik 8% di 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini kenaikan paling tinggi secara tahunan dalam 20 tahun terakhir.
Lonjakan biaya hidup menurut Economist akan berlanjut, menyusul tekanan inflasi global yang semakin tinggi tahun ini. Biaya hidup layak di sejumlah kota besar tidak akan terjangkau lagi oleh orang-orang kebanyakan.
Biaya hidup naik di mana-mana, termasuk di kota miskin seperti Caracas, Venezuela yang biayanya meroket 132% pada 2022. Sementara Istanbul, Turki naik 86%, Buenos Aires, kotanya Lionel Messi naik 64% dan di Tehran, Iran sebesar 57%.
Anak-Anak Indonesia Rentan
Sementara itu, Save The Children merilis informasi dalam laporan Generation Hope menyebut anak Indonesia terancam kemiskinan serta krisis hawa di 2023. Indonesia menempati peringkat ke-9 paling tinggi secara global terpaut jumlah anak yang hadapi ancaman ganda tersebut.
Dari 20 ribu anak Indonesia, 59,8% anak merasakan pergantian hawa yang pengaruhi area di dekat mereka, dan 30,7% anak merasakan ketimpangan ekonomi yang pengaruhi hak- hak bawah anak.
Laporan “Generation Hope” juga menampilkan, lebih dari 60 juta anak di Indonesia paling tidak satu kali menghadapi peristiwa hawa ekstrem dalam setahun. Kenyataan ini memperjelas kalau anak-anak menanggung beban yang tidak sepadan karena berkembang dalam suasana yang mengecam serta anak mempunyai faktor- faktor yang membuat lebih rentan secara raga, sosial, serta ekonomi.
“Krisis Hawa merupakan krisis terhadap hak-hak anak. Anak-anak terancam mengalami kemiskinan jangka panjang, serta sangat berakibat pada hak pembelajaran, kesehatan, serta proteksi. Ini saatnya untuk melaksanakan aksi menyesuaikan diri serta mitigasi dalam memperbaiki kondisi serta membagikan masa depan yang lebih baik kepada anak-anak di Indonesia serta segala dunia” tegas Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Save the Children Indonesia.
Editor: Addinda Zen