Home » Kualitas Udara Semakin Memburuk, Pemerintah Perlu Evaluasi Berkala Industri di Jabodetabek

Kualitas Udara Semakin Memburuk, Pemerintah Perlu Evaluasi Berkala Industri di Jabodetabek

by Junita Ariani
2 minutes read
Ilustrasi Polusi Udara

ESENSI.TV - JAKARTA

Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyoroti pabrik-pabrik yang diduga melakukan pencemaran udara di sekitar Jakarta. Termasuk di Tangerang Selatan yang dilaporkan menjadi kota paling berpolusi di Indonesia.

Hal ini diketahui berdasarkan catatan Nafas Indonesia, lembaga pemantau kualitas udara. Dalam catatan terbaru yang dikeluarkan oleh Nafas Indonesia, rata-rata polutan udara PM 2.5 di Tangerang Selatan (Tangsel).

Pada Juli berada di angka 60 µg/m³ (mikrogram per meter kubik), naik dari 56 µg/m³. Pembakaran sampah yang besar dan faktor banyaknya pabrik menyebabkan Tangsel memiliki kualitas udara lebih buruk dibandingkan Ibukota.

Daniel mengatakan, asap dari pabrik industri juga menjadi salah satu polusi yang sangat fatal dan berdampak pada kualitas udara.

Ia mendorong Pemda melakukan evaluasi berkala terhadap pabrik untuk tetap mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dimiliki.

“Industri sekitar Jabodetabek harus diperiksa benar, masalah Amdal dan penanganan polusinya agar sesuai aturan yang ada. Jika terbukti melanggar, Pemda harus berani ambil tindakan mencabut izin usahanya,” kata Daniel dalam keterangan tertulis, Selasa (15/8/2023).

Pemerintah kata dia, harus memprioritaskan pengawasan terhadap pabrik-pabrik yang menggunakan bahan bakar batu bara dalam menjalankan operasionalnya.

Sebab, batubara melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksida (SO2) yang juga menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak. Dan, itu berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca Juga  Antisipasi Cuaca Buruk, Ini Langkah Pengelola Tol Tangerang-Merak

“DPR mendorong pemerintah daerah untuk menggalakkan sosialisasi ke pabrik-pabrik agar tidak menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Untuk pabrik-pabrik yang masih menggunakan bahan bakar dari batu bara harus diganti dengan gas,” paparnya.

Industri Peleburan Baja Penyumbang Polusi Udara

Pembakaran batu bara selama satu abad terakhir telah menyebabkan bumi menjadi lebih panas. Kondisi ini membuat perubahan iklim yang mengganggu stabilitas alam.

Bagi makhluk hidup khususnya manusia, partikel hasil pembakaran batu bara dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan.

Daniel menyebut, industri peleburan baja menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Dengan kondisi tersebut, pabrik-pabrik di wilayah ibukota memungkinkan polusi yang dikeluarkan terbawa hingga ke Jakarta.

“Saya akan mendalami masalah ini. Saya rasa penyebab udara jelek utamanya karena industri yang limbah polusinya dikeluarkan melalui cerobong asap dan terbawa hingga Jakarta. Terlebih ditambah musim kemarau, yang membuat kualitas udara tidak tercuci,” ungkap Daniel.

Ia itu juga meminta masyarakat proaktif melaporkan apabila mengetahui ada pabrik-pabrik yang melakukan pencemaran udara.

“Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah responsif dengan kondisi ini,” tegasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life