Humaniora

Lebih 50 Ribu Bayi dan Balita di Jateng Kurang Gizi

Sebanyak 58.933 atau sekitar 17,6 persen bayi dan balita di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tercatat kurang gizi atau underweight. Akibatnya, berat badan bayi dan balita tersebut jauh dari berat normal.

Data ini terungkap dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, terdapat gambaran status gizi balita berupa stunting, wasting, underweight, dan overweight.

Juga determinannya meliputi indikator intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang menggunakan metode two stage stratified sampling secara potong lintang (cross-sectional).

Sampel dalam survei tersebut berjumlah 334.848 bayi dan balita.

Definisi Underweight

Bayi dan balita kurang gizi atau underweight dapat didefinisikan dengan bayi dan balita yang memiliki status gizi pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) dibawah standar.

Seperti namanya, kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki berat badan terlalu rendah untuk seusianya. Kekurangan berat badan dapat mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh serta membuat seseorang yang underweight cenderung selalu merasa lelah dan lesu.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan underweight. Diantaranya, riwayat keluarga, terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, metabolisme tinggi, dan penyakit kronis. Underweight juga bisa terjadi karena mengalami gangguan makan yang memengaruhi cara serta apa yang bayi dan balita makan.

Target Penurunan Anak Gizi Buruk di Jateng

Jawa Tengah (Jateng) menargetkan angka stunting (anak kurang gizi) menjadi 14 persen pada 2023.

Untuk mencapai kondisi tersebut, Pemprov Jateng dan BKKBN membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/ kelurahan.

Hal itu diungkap oleh Kepala Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Jateng Widwiono.
Ia menyebutkan, angka stunting saat ini mencapai 20,9 persen, atau sekitar 540 ribu anak yang mengalami kondisi kerdil.

Oleh karena itu, pihaknya bersama Pemprov Jateng bersinergi dalam TPPS yang terdiri dari lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selain itu, tim tersebut juga melibatkan kejaksaan, kepolisian dan tentara. Selain TPPS, telah dibentuk pula 27. 931 Tim Pendamping Keluarga.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pendataan terkait jumlah ibu hamil, calon pengantin, dan anak usia dua tahun. Menurut data, ada sekitar 271 ribu calon pengantin dan sekitar 551 ribu wanita hamil di Jateng. Dengan data tersebut, pihaknya yang tergabung dalam TPPS akan mencari ibu hamil dan calon pengantin putri yang mengalami masalah kesehatan.

Editor: Addinda Zen

Administrator Esensi

Recent Posts

Pengguna Mobil Listrik ingin Kembali ke Mobil Bensin

Hampir 50 persen pembeli mobil listrik mempertimbangkan untuk kembali ke mobil bensin. Fenomena ini terjadi…

2 hours ago

Orang yang Percaya dengan Zodiak Cenderung Narsis

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang yang percaya pada zodiak cenderung memiliki kecerdasan yang lebih…

4 hours ago

Penemuan Cairan Metanol di Titan, Indikasi Alien

Penemuan terbaru mengungkapkan adanya cairan metanol di bulan Saturnus, Titan, yang memunculkan spekulasi tentang kemungkinan…

6 hours ago

Pemerhati Pariwisata: Menparekraf Harus Perhatikan Tantangan dan Peluang Wisata

Para pemerhati pariwisata di Indonesia meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno untuk memperhatikan…

7 hours ago

Ngeri! Seorang Wanita Meninggal Jatuh dari Lantai 3

Seorang wanita muda berinisial FN (22) tewas setelah jatuh dari lantai tiga gedung gym di…

8 hours ago

Survei AS: 50% Pemilik Molis Berniat Kembali ke Mobil Konvensional

Survei terbaru di Amerika Serikat mengungkap fakta yang mengejutkan terkait pemilik dan pengguna mobil listrik.…

9 hours ago