Nasional

Lima Poin Kesepakatan Bantu Myanmar, Menlu Retno: Tak Mau Isu Myanmar Menyandera ASEAN

Para pemimpin ASEAN sepakat untuk membantu penyelesaian isu Myanmar dengan Lima Poin Kesepakatan atau Five Point Consensus.

“Ya kita konsisten agar Five Point Consensus itu betul-betul bisa diiplementasikan, bisa dijalankan, konsisten ke sana,” tegas Presiden Jokowi.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi kepada awak media di Gedung Sarinah, Jakarta, usai menghadiri acara kick-off keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (29/1/2023).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, isu Myanmar menjadi salah satu topik yang dibahas pada awal Februari mendatang.

Dan, itu akan dibahas dalam pertemuan pertama para menlu ASEAN di Jakarta.

Lima Poin Kesepakatan akan menjadi platform dan mekanisme utama ASEAN dalam membantu Myanmar.

“Jadi kita ingin implementasi Five Point of Consensus ini menjadi platform utama,” ujar Menlu Retno.

“Mekanisme utama dari ASEAN untuk berkontribusi, untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya,” lanjut Retno.

Tetapi sekali lagi, kata Retno, yang dapat menolong Myanmar itu adalah bangsa Myanmar sendiri.

“ASEAN itu membantu mereka, ingin membantu mereka. Ini kan negara berdaulat,” jelas Retno.

Menlu menyebut bahwa Indonesia selalu menyampaikan pesan kepada junta militer Myanmar bahwa implementasi Lima Poin Kesepakatan adalah satu-satunya pendekatan ASEAN untuk membantu Myanmar.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada kemajuan signifikan.

“Kita akan berusaha terus mencoba mengajak semua pihak yang ada di Myanmar untuk mengimplementasikan Five Point of Consensus,” imbuh Retno.

Menlu juga menjelaskan, prioritas dari keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 adalah mempercepat pembangunan komunitas ASEAN demi kepentingan rakyat ASEAN untuk terus maju.

Untuk itu, Indonesia tidak ingin isu Myanmar menyandera semua proses tersebut yang sedang berjalan di ASEAN.

“Tentunya kewajiban kita adalah membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya, tetapi kita tidak ingin isu Myanmar kemudian menyandera semua proses yang sedang berjalan di ASEAN,” jelas Retno.

“Kita ingin pastikan proses ini berjalan terus,” tutup Retno.

 

Editor: Addinda Zen

Junita Ariani

Recent Posts

Wahh… Ternyata Dunia Pendidikan pun Punya Kartel?

Dunia pendidikan saat ini sedang digemparkan dengan berbagai temuan perilaku akademisi. Disebutkan, ada akademisi asal…

2 hours ago

Manfaat Jalan Kaki Setiap Hari bagi Kesehatan Gen Z

Kesibukan Generasi Z saat ini semakin meningkat. Durasi pekerjaan atau aktivitas yang semakin tinggi pun…

3 hours ago

Tiga Nama Populer di Pilkada Jawa Tengah: Hendrar Prihadi, Sudaryono, dan Taj Yasin Maimoen

INDEKS Data Nasional (IDN) merilis hasil survei nama calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada Serentak…

4 hours ago

Udara Jakarta Masuk Peringkat-5 Dunia Kota Terpolusi

Udara Jakarta masuk peringkat ke-5 dunia sebagai kota yang paling polusi. Sejak hari ini, Jumat…

5 hours ago

Manfaat Memakan Sup Ikan Salmon bagi Pertumbuhan Bayi

Menyediakan nutrisi yang seimbang dan bergizi bagi bayi adalah salah satu prioritas utama bagi setiap…

6 hours ago

Ini Kronologi Polri dan BNN Bekuk Gembong Narkoba Asal Australia di Filipina

POLRI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Kepolisian Nasional Filipina menangkap gembong narkoba…

6 hours ago