Home » LSI Denny JA Paparkan 4 Penyebab Elektabilitas Ganjar-Mahfud Terus Merosot

LSI Denny JA Paparkan 4 Penyebab Elektabilitas Ganjar-Mahfud Terus Merosot

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di kawasan Tugu Tani, Jakarta, menuju ke Kantor KPU untuk mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 2024, Kamis (19/10/2023). Foto: sahabatganjar

ESENSI.TV - JAKARTA

Hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA pada tanggal 6 hingga 13 November 2023 menunjukkan penurunan posisi Ganjar–Mahfud.

Pada bulan Oktober 2023, elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 35,3%, tetapi merosot menjadi 28,6% pada survei terakhir.

“Terdapat penurunan sebesar 6,7%. Ini penurunan terbesar untuk Ganjar sepanjang tahun 2023,” tulis hasil Survei LSI Denny JA bertajuk “90 hari menuju Pilpres: Yang Meroket dan Yang Terjungkal”, dikutip hari ini, Selasa (21/11/2023).

Mengapa terjadi penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 3 Ganjar Prabowo dan Mahfud MD? Berikut empat alasan yang ditemukan dari hasil riset LSI Denny JA.

1. Blunder kubu Ganjar

Semakin menyerang Jokowi, semakin pendukung Jokowi pergi dari Ganjar.  Kubu Ganjar agaknya tak menyadari. Mayoritas pemilih Ganjar itu adalah mereka yang menyukai dan mengidolakan Jokowi.

Dengan kubu Ganjar dan PDI Perjuangan juga simpatisannya menyerang Jokowi, justru membuat pendukung Jokowi di Ganjar-Mahfud pergi dan
pindah mendukung pasangan Capres-Cawapres lain.

Blunder terbesar kubu Ganjar yang tak menyadari efek Jokowi bagi elektabilitas Ganjar-Mahfud.

Pada bulan Oktober 2023, pemilih yang puas terhadap Jokowi yang memilih Ganjar–Mahfud sebesar 39,4%. Saat ini bulan November 2023, pemilih yang puas terhadap Jokowi yang memilih Ganjar–Mahfud sebesar 31,9%. Terdapat penurunan sebesar 7.5%.

2. Basis Ganjar di Jawa Tengah semakin direbut Gibran

Pada bulan Oktober 2023, pemilih Ganjar–Mahfud di Jawa Tengah sebesar 70,1%. Saat ini, November 2023, pemilih Ganjar–Mahfud sebesar 61,8%.

Di sisi sebaliknya, terdapat kenaikan dukungan untuk Prabowo–Gibran di Jawa Tengah.

Baca Juga  Prabowo: Saya Ingin Rakyat Indonesia Menjadi Bangsa yang Terhormat

Pada Oktober 2023, elektabilitas Prabowo–Gibran di Jawa Tengah sebesar 10,7%. Saat ini, di bulan November 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami kenaikan signifikan menjadi 24,6%.

Jawa Tengah adalah basis terbesar suara Ganjar. Tapi ketika menang Pilkada di Jateng tahun 2018, dukungan pada Ganjar hanya 58,78 persen.

Sementara Jokowi menang di Jawa Tengah pada Pilpres 2019 sebesar 77,29 persen.

Jokowi lebih populer dan mengakar di Jawa Tengah dibandingkan Ganjar. Gibran dapat merepresentasikan Jokowi lebih kuat dibandingkan Ganjar di Jawa Tengah.

Kini secara perlahan, Gibran sudah mulai mengikis suara Ganjar di Jawa Tengah.

3. Jawa Tengah Provinsi Termiskin

Selama 10 tahun di bawah kepemimpinan Ganjar, Jawa Tengah masih menjadi provinsi termiskin kedua di pulau Jawa.

Jejak Ganjar soal kemiskinan di Jawa tengah di bawah kepemimpinannya menjadi percakapan publik. Di saat yang bersamaan, lebih dari 60 persen publik menyatakan bahwa isu ekonomi merupakan isu yang paling penting.

4. Predikat petugas partai

Makin kuatnya persepsi bahwa Ganjar Pranowo hanyalah petugas partai atau “bonekanya Megawati”. Data LSI Denny JA menunjukan pada Agustus 2023, hanya 28,9% yang mengetahui isu Ganjar sebagai petugas partai.

Saat ini, di November 2023, sebesar 40,6 % mengetahui isu ini. Isu Ganjar sebagai petugas partai melemahkan persepsi kepemimpinan Ganjar. Ganjar dinilai tak mampu mengambil keputusan sendiri, karena harus dengan persetujuan Megawati. Padahal mayoritas publik ingin presiden yang kuat kepemimpinannya.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupul

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life