Home » Makin Brutal, Meutya Minta Pemerintah Tegas Tumpas Aksi Keji KKB di Papua

Makin Brutal, Meutya Minta Pemerintah Tegas Tumpas Aksi Keji KKB di Papua

by Junita Ariani
2 minutes read
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan, Komisi I menjadwalkan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap KSAD Jenderal Agus Subiyanto pada 14 November sebagai calon Panglima TNI.

ESENSI.TV - JAKARTA

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid meminta Pemerintah tidak setengah hati menangani kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

“Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB perlu sikap tegas segera,” tegas Meutya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023).

Ia menilai perlu adanya penanganan yang lebih komprehensif dalam mengatasi KKB yang terus melakukan aksi-aksi keji. Sejauh ini kata dia, pemerintah tidak memiliki desain dalam penyelesaian masalah di Papua secara menyeluruh.

“Adanya rangkaian serangan oleh KKB menyebabkan banyak prajurit TNI dan warga sipil menjadi korban. Ini menunjukkan Pemerintah tidak memiliki desain penyelesaian masalah Papua secara menyeluruh,” ucapnya.

Meutya juga menyoroti keputusan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang meningkatkan status operasi Siaga Tempur di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Status Siaga Tempur itu dikeluarkan menyusul gugurnya sejumlah prajurit saat melakukan operasi pencarian pilot Susi Air akibat serangan KKB.

“Kalau mau ditingkatkan jadi Siaga Tempur, tapi pendekatan penyelesaiannya masih setengah hati. Yang akan jadi korban para prajurit TNI dan warga sipil,” tegas Legislator dari Dapil Sumatera Utara I itu.

Politisi Fraksi Partai Golkar ini pun menyampaikan belasungkawa atas gugurnya Pratu F dan beberapa personel TNI lainnya dalam operasi pencarian pilot Susi Air. Dia meminta tindak kekerasan itu harus dituntaskan.

“Sudah banyak darah dan air mata yang jatuh akibat keberingasan KKB. Pilu seperti ini harus segera dituntaskan. Jangan sampai ada korban jiwa lagi dari masyarakat atau aparat karena KKB,” tutur Meutya.

Baca Juga  23 Orang Meninggal karena Kelaparan di Yahukimo, Wapres Instruksikan Kirim Bantuan

Saling Bekerjasama Tumpas Aksi KKB

Meutya juga menilai Pemerintah bisa menentukan pendekatan terbaik untuk menumpas KKB lewat kolaborasi dengan sejumlah pihak terkait.

Apalagi berdasarkan keterangan dari TNI, KKB merekrut remaja di wilayah Papua untuk menjadi anggota sehingga harus diantisipasi sebaik-baiknya.

Pemerintah kata dia, dapat melakukan pendekatan dengan menghimpun informasi dari tokoh masyarakat lokal terkait  pendekatan apa yang paling tuntas. Untuk memutus rangkaian aksi keji yang dilakukan KKB.

Ia berharap semua pihak saling bekerja sama agar tidak berjalan sendiri-sendiri dalam upaya penumpasan aksi-aksi teror KKB.

“Libatkan juga semua unsur yang mewakili masyarakat Papua sambil terus mengedepankan pendekatan sosial, politik dan ekonomi kesejahteraan,” tutupnya.

Seperti diketahui, sejak awal 2023, berbagai tindak kekerasan yang dilakukan KKB telah memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Korban mulai dari masyarakat, aparat TNI/Polri, hingga WNA, seperti pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang hingga saat ini masih disandera.

Tindakan kekerasan yang dilakukan KKB juga telah membuat masyarakat berang. Setelah KKB melakukan penyerangan 2 hari berturut-turut. Warga di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, diketahui ikut angkat senjata dengan melengkapi diri busur panah.

Terbaru, KKB menyandera 3 tukang ojek di Puncak Jaya, Papua Tengah. Ketiganya dibebaskan usai tuntutan KKB dipenuhi dengan membayar uang tebusan Rp100 juta. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life