Home » Masa Remaja Adalah Masa yang Sulit, Akibatnya 14% Usia 10-19 Tahun Alami Gangguan Mental

Masa Remaja Adalah Masa yang Sulit, Akibatnya 14% Usia 10-19 Tahun Alami Gangguan Mental

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Foto: Image by Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Masa remaja adalah masa yang unik dan formatif. Perubahan fisik, emosional dan sosial, termasuk kemiskinan, pelecehan, atau kekerasan, dapat membuat remaja rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Melindungi remaja dari kesulitan, mempromosikan pembelajaran sosio-emosional dan kesejahteraan psikologis, dan memastikan akses ke perawatan kesehatan mental sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka selama masa remaja dan dewasa.

Secara global, diperkirakan bahwa 1 dari 7 remaja berusia 10-19 tahun atau 14%  mengalami kondisi kesehatan mental, tetapi  sebagian besar tetap tidak dikenali dan tidak diobati.

Remaja dengan kondisi kesehatan mental sangat rentan terhadap pengucilan sosial, diskriminasi dan stigma (mempengaruhi kesiapan untuk mencari bantuan).

“Mereka juga kesulitan pendidikan, perilaku pengambilan risiko, kesehatan fisik yang buruk dan pelanggaran hak asasi manusia,” tulis WHO dalam laporannya soal Kesehatan Mental Remaja, dikutip Selasa (15/8/2023).

Penentu Kesehatan Mental

Masa remaja adalah periode penting untuk mengembangkan kebiasaan sosial dan emosional yang penting untuk kesejahteraan mental.

Ini termasuk mengadopsi pola tidur yang sehat; berolahraga secara teratur; mengembangkan keterampilan mengatasi, memecahkan masalah dan interpersonal, serta belajar mengelola emosi.

Lingkungan yang melindungi dan mendukung dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat luas adalah penting.

Berbagai faktor mempengaruhi kesehatan mental. Semakin banyak faktor risiko yang dihadapi remaja, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mental mereka.

Baca Juga  H-3 Jumlah Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Capai 171.000 Penumpang

Faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja meliputi keterpaparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas.

Pengaruh media dan norma gender dapat memperburuk perbedaan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka untuk masa depan.

Penentu penting lainnya termasuk kualitas kehidupan rumah mereka dan hubungan dengan teman sebaya.

Kekerasan (terutama kekerasan seksual dan intimidasi), pengasuhan yang keras dan masalah sosial ekonomi yang parah diakui sebagai risiko kesehatan mental.

Beberapa remaja berisiko lebih besar terhadap kondisi kesehatan mental karena kondisi kehidupan mereka, stigma, diskriminasi atau pengucilan atau kurangnya akses ke dukungan dan layanan berkualitas.

Ini termasuk remaja yang tinggal di lingkungan kemanusiaan dan rapuh; remaja dengan penyakit kronis, gangguan spektrum autisme, disabilitas intelektual.

Ada juga kondisi neurologis lainnya, yaitu remaja hamil, orang tua remaja atau mereka yang menikah dini atau terpaksa.

Dari kalangan yatim piatu dan remaja dari latar belakang etnis atau seksual minoritas atau kelompok terdiskriminasi lainnya.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life