Home » Mengapa Golkar Potensial Jadi Partainya Anak Muda Dari Pada PSI?

Mengapa Golkar Potensial Jadi Partainya Anak Muda Dari Pada PSI?

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Golkar

ESENSI.TV - JAKARTA

Partai Golkar adalah satu-satunya partai warisan orde lama yang bisa adaptif dengan tuntutan perubahan demokratisasi. Tidak seperti ‘tetangga sebelah’ yang lain Golkar mampu berevolusi dari partai yang bertumpu pada tokoh, menjadi partai yang berorientasi pada ide bersama konstituen, melalui sistem regenerasi yang demokratis.

Almarhum Azyumardi Azra, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pernah mengatakan sistem perekrutan dan kaderisasi di partai beringin sebagai salah satu yang terbaik di Tanah Air. Menurut dia, Partai Golkar bahkan mungkin sebagai satu-satunya partai modern di Indonesia

Salah satu parameter Golkar sebagai partai modern adalah eksistensi Partai Golkar yang diisi oleh banyak teknokrat dan kader dengan sistem merit atau berbasis kemampuan. Hingga kini sistem politik di Golkar sangat demokratis dan hampir tidak terlihat ada dinasti ataupun oligarki. Selain dinamis, Golkar sangat terbuka bagi kader mana pun untuk memimpin partai tersebut.

Golkar memiliki potensi besar sebagai partai anak muda, karena mampu mengakomodasi suara anak-anak muda yang kritis terhadap keberadaan politik dinasti dan oligarki di Indonesia. Golkar ini adalah partai merit bukan partai dinasti.

Sistem partai yang terbuka bagi orang maupun ide baru membuat Golkar justru lebih cocok untuk anak muda, dibandingkan sejumlah partai yang melabeli sebagai partai milenial, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) namun kontrol kekuasaan didominasi kelompok tertentu. Terbukti, partai bersangkutan kini mulai ditinggalkan sejumlah tokoh kunci.

Survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Januari 2021, dan diperkuat oleh hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Oktober 2021 menunjukkan Golkar berpeluang untuk menggarap anak-anak muda. Tercatat jumlah usia muda produktif (15-64 tahun) pada 2020 mencapai 191,08 juta jiwa atau sekitar 70,72% dari jumlah total penduduk Indonesia sebanyak 270,20 juta jiwa.

Ini lebih tinggi dari angka pemilu 2019, di mana setengah dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terdiri dari pemilih muda (usia 17-40 tahun). KPU mencatat, pada pemilu 2019, usia pemilih 21-30 sebanyak 42.843.792 orang, dan usia 31-40 tahun 43.407.156 orang. Jika jumlah ini ditambah pemilih usia 17-20 tahun, maka persentase pemilih muda yang terdiri dari generasi milenial (lahir tahun 1981-1999) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012), mencapai 50%.

Baca Juga  Dave Laksono Bantah Rencana Dewan Pakar Partai Golkar Gelar Munaslub

BPS menyebut, jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak 63,03 juta jiwa (23,33%) dan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) 16,07 juta jiwa (9,78%). Buku terbitan BPS “Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035” menyimpulkan, pada tahun 2024 jumlah penduduk usia produktif angkanya masih mendekati tahun 2020.

Golkar Goes Digital

Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pihaknya telah bertransformasi menjadi partai yang akrab dengan dunia digital. Transformasi tersebut diwujudkan Partai Golkar dalam beberapa hal.

Pertama, Golkar sudah menggunakan layanan digitalisasi dalam pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Partai Golkar sudah bertransformasi. Hal ini didukung kepemimpinan

Partai Golkar, terutama di daerah diisi oleh generasi muda. Partai Golkar (di KPU) merupakan partai yang mendaftarkan anggota terbanyak di antara partai yang lain,” ujar Airlangga.

Upaya transformasi kedua, Airlangga menjelaskan bahwa Partai Golkar sudah mulai menggunakan aplikasi elektronik Kartu Tanda Anggota (eKTA) sebagai proses rekrutmen dan pendaftaran calon kader baru. Melansir Golkarekta.com, aplikasi Golkar eKTA dapat diunduh di Google Play Store maupun App Store.

Calon anggota hanya perlu melakukan registrasi dengan data yang sesuai dan sudah bisa menjadi kader Partai Golkar. Setelah resmi terdaftar, para kader bisa mengikuti pendidikan politik secara singkat melalui Golkar Institute.

Pendidikan politik melalui Golkar Institute, kata dia, dilaksanakan tidak hanya secara online, tetapi juga offline. Selain itu, Airlangga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan Golkar Institute Training Aplikasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses Pendidikan politik di Indonesia.

Kamu tertarik untuk bergabung? Yuks.

 

 

Muhammad Maruf YS – Peneliti bidang Sosial Politik Universitas Indonesia

 

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life