Ekonomi

Mengapa Obligasi Sering Disebut Penjaga Kekayaan? Ini Jawabannya

Tahukah kamu, bahwa obligasi sering disebut sebagai penjaga kekayaan atau aset? Salah satunya karena risikonya relatif rendah.

Investasi pada obligasi atau instrumen surat utang dinilai cukup prospektif untuk jangka menengah dan jangka panjang, terutama surat utang negara (SUN).

Suku bunga acuan Bank Indonesia diperkirakan sudah mencapai puncaknya, sesuai dengan kondisi ekonomi domestik.

Sekarang ini, kebijakan moneter bank sentral dinilai masih fokus kepada stabilitas, sampai ada kepastian mengenai arah suku bunga AS.

“Kami menilai investasi pada surat utang tenor menengah-panjang cukup menarik saat ini,” ujar Nita Amalia, Head of Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam Media Day: April 2023 by Mirae Asset, Jumat (14/4/ 2023).

Pembelian saat ini, jelasnya, akan memberikan waktu bagi investor untuk memanfaatkan momentum harga yang masih menarik, di tengah suku bunga yang masih tinggi.

Di sisi lain, Nita saat ini menilai obligasi bertenor pendek masih cenderung berfluktuasi mengingat prospek ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian.

Dia menjelaskan obligasi sering dianggap sebagai instrumen yang lebih stabil dan lebih pasti dibanding dengan instrumen investasi lain.

Sehingga, obligasi sering disebut sebagai penjaga kekayaan karena pergerakannya stabil.

Buktinya, ujar Nita, kupon pada mayoritas obligasi menggunakan skema suku bunga tetap atau fixed rate.

Maka dari itu, investor tidak perlu khawatir terhadap arus kasnya karena keuntungan bunga atau bagi hasil akan dibagikan secara berkala.

“Sejak awal tahun, return surat utang juga masih positif terutama seiring dengan semakin tingginya kepercayaan investor asing pada efek utang pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Obligasi Negara Diminati Investor Asing

Investor asing, tambahnya, juga tertarik membeli SUN atau surat berharga negara (SBN).

Hingga akhir Maret, SBN yang dimiliki pemodal asing mencapai Rp818,53 triliun atau 14,89% dari nilai beredar pada akhir Maret.

“Angka ini meningkat dari Rp762,19 triliun atau 14,36% per akhir tahun 2022,” jelasnya.

Selain masuknya investor asing ke pasar efek utang Indonesia, ada dua faktor positif lain yang dapat mendukung return investasi investor.

Pertama, sifat obligasi yang stabil dengan potongan pajak yang rendah. Kedua, naiknya target nilai penerbitan obligasi pemerintah tahun ini.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Jokowi: Bank Dunia Sebut Indonesia Berhasil Turunkan Kemiskinan Ekstrem 1,5 Persen

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, mengacu data Bank Dunia (World Bank), Indonesia telah berhasil menurunkan…

11 mins ago

Dies Natalis ke-60, UNY Gelar Pasar Kangen Libatkan 200 Tenant Jajanan Nostalgia

UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) merayakan Dies Natalis ke-60. Untuk menyemarakkannya menggelar rangkaian kegiatan, salah satunya…

2 hours ago

Mendag Optimistis Perdagangan Indonesia dan Selandia Baru Tembus USD 2,45 Miliar

MENTERI Perdagangan RI, Zulkifli Hasan optimistis perdagangan Indonesia akan terus meningkat, termasuk dengan Selandia Baru.…

3 hours ago

Potensi Hujan Lebat Landa Tujuh Provinsi pada 17-23 Mei, BMKG Ungkap Penyebabnya

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang berlaku pada periode 17 -…

4 hours ago

Sebenarnya Kenapa Orang Suka Menunda?

Menunda-nunda pekerjaan atau procrastination adalah masalah umum yang dapat menghambat produktivitas dan menyebabkan stres. Ada…

4 hours ago

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

15 hours ago