Home » Mengenal Selat Bosphorus, Wabah dan Udara Segar

Mengenal Selat Bosphorus, Wabah dan Udara Segar

by Administrator Esensi
2 minutes read
Penyakit campak pada anak

ESENSI.TV - JAKARTA

Banyak dari kita yang sudah mengenal keindahan Selat Bosphorus di Turki, yang memisahkan kota Istanbul bagian Eropa dan Asia. 

Saya berkesempatan kembali ke Selat Bosphorus ini untuk  menjadi pembicara pada “Istanbul Security Forum” yang dibuka pada 2 Mei 2023 ini dengan sambutan dari Menteri Luar Negeri Turkiye (begitu nama resminya sekarang)

Sudah banyak yang menulis tentang selat Bosphorus ini dari sudut pariwisata. Kita ketahui panjang selat ini 31 km, lebarnya 700 m dan dalamnya 110 m, serta menghubungkan Laut Hitam di Utara dan Laut Marmara di Selatan. 

Jejak Selat Bosphorus

Hanya mungkin tidak banyak yang tahu bahwa selat Bosphorus juga punya “jejak kesehatan yang panjang”, baik tentang wabah maupun udara bersih. 

Sehubungan dengan wabah penyakit cacar di Istanbul maka sejak 1840 an vaksinasi cacar digalakkan secara luas. Disebutkan bahwa para dokter ketika itu mem-vaksinasi penduduk di Selat Bosphorus dengan menggunakan kapal, dari desa ke desa. 

Lalu, ketika wabah kolera di tahun 1912 an maka berbagai hotel, rumah yang menghadap ke selat, sekolah di sepanjang selat Bosphorus diubah fungsinya menjadi rumah sakit. Dilaporkan bawah kematian akibat kolera cukup tinggi waktu itu. 

Di Hagia Sophia yang kini jadi obyek turisme terkenal itu maka di masa itu lebih dari 500 orang sehari karena kolera. 

Dampak Besar Wabah Penyakit

Wabah penyakit sejak dulu sampai sekarang memang punya dampak amat besar. Karena itu marilah kita jaga kesehatan dan melakukan PPR (pencegahan / prevention, persiapan / preparedness dan respon), dalam hal wabah di waktu mendatang.

Baca Juga  Kemenpora Ingin FORNAS 2023 Bisa Terlaksana Dengan Sukses

Di sisi lain, udara segar di sepanjang Selat ini juga sejak lama dipercaya punya dampak baik bagi kesehatan. Kaiser Theophilos (829–842) misalnya membangun rumah sakit di tepi selat agar pasien dapat menikmati udara segar dan juga keindahan yang berpengaruh bagi penyembuhan penyakitnya. 

Kemudian pada akhir abad 19 / awal abad 20 maka dampak klimatologi pada kesehatan makin banyak dikenal, dan disebut klimatoterapi, yang di Turki diberikan dalam bentuk “tebdil-i hava (climate alteration)” dan juga “tebdil-i iklim-i tıbbi (medical climate alteration)”. 

Tiga Jenis Penyakit Sepanjang Selat Bosphorus

Tiga jenis penyakit yang ketika itu banyak diobati di sepanjang selat Bosphorus adalah Emfisema paru, tuberkulosis paru dan diabetes. Kita juga banyak punya pantai dan selat yang indah, yang seyogyanya juga dikelola sebagai bagian dari wisata kesehatan, tentu dengan perkembangan ilmu mutakhir sekarang ini.

Sambil berlayar di selat ini, mari kita kenang juga peristiwa kesehatan yang terjadi dan bagaimana kita mengambil hikmahnya.

Prof Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI 

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara

Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes

Editor : Firda Nursyafira/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life