Home » Menilik Sejarah Hari Film Nasional, 30 Maret

Menilik Sejarah Hari Film Nasional, 30 Maret

by Junita Ariani
2 minutes read
hari film

ESENSI.TV - JAKARTA

Hari ini, tanggal 30 Maret merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dalam merayakan Hari Film Nasional (HFN). Meski Indonesia sudah berkarya sejak zaman penjajahan Belanda, namun peringatan HFN baru dimulai sejak tahun 1999 lalu.

Tahukah kamu kenapa tanggal ini dipilih untuk memeringati Hari Film Nasional?  Simak saja penjelasan di bawah ini ya, guys.

Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (30/3/2023), dijelaskan Film Indonesia sudah diproduksi sejak zaman penjajahan Belanda.

Movie Indonesia pertama bahkan sudah dirilis di tahun 1926 berjudul Loetoeng Kasaroeng dan Lily Van Shanghai di tahun 1928.

Meski menghadirkan banyak aktor lokal, dua movie tersebut disutradarai oleh orang asing dan mencerminkan adanya dominasi Belanda dan Tiongkok.

Titik terang perfilman Indonesia mulai terlihat saat tahun 1950. Saat sutradara Indonesia Usmar Ismail berhasil memproduksi film berjudul Darah dan Doa atau The Long March of Siliwangi.

Hasil karyanya itu dilakukan lewat perusahaan film miliknya sendiri, Perfini. Hari pertama pengambilan gambar dilakukan tanggal 30 Maret 1950.

Itulah kenapa Hari Perfilman Nasional ditetapkan oleh Dewan Film Nasional di tanggal tersebut.

Film Darah dan Doa menuai sukses. Karena menggambarkan ideologi yang dimiliki oleh orang-orang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Dari situ pula momen ini dianggap menjadi titik bangkitnya perfilman Tanah Air. Dan, pada era Presiden BJ Habibie ditetapkanlah tanggal 30 Maret sebagai Hari Perfilman Nasional. Penetapan itu melalui Keputusan Presiden RI Nomor 25 Tahun 1999.

Baca Juga  Sejarah dan Tokoh di Balik Hari Buku Anak Sedunia, 2 April

Tema HFN 2023

Hari Film Nasional (HFN) 2023 mengusung tema “Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan”.

Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Gunawan Paggaru, mengatakan, pihaknya mengupayakan momentum ini sebagai ajang untuk meningkatkan rasa percaya diri atas kualitas film anak bangsa. Sekaligus bentuk manifestasi sebagai integrator dalam ekosistem perfilman di Indonesia.

Pada 6-11 Maret 2023 BPI telah menggelar serangkaian kegiatan dengan menggandeng sejumlah K/L terkait. Seperti Ditjen Kebudayaan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian,  Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia.

Rangkaian acara HFN 2023 digelar secara hibrid, campuran daring dan luring, serta terbuka untuk umum. Sebanyak 50 orang pembicara lintas-disiplin dan pemangku kepentingan hadir membahas beberapa isu.

Di antaranya kebijakan dan standar pendidikan film nasional, standar kerja dan optimalisasi pelaku industri film. Kode etik profesi perfilman, hubungan industri, pengembangan sumber daya manusia dan komunitas film, dan tata kelola penyelenggaraan festival.

Selain itu, HFN 2023 menjadi ajang pembahasan harmonisasi undang-undang dan peraturan terkait perfilman, pengarsipan dan akses data film. Kemudian, perizinan produksi-ekshibisi-sensor film, dan pengembangan pasar serta persaingan.

Itulah tadi sejarah singkat tentang tanggal 30 Maret yang dipeirngati sebagai HFN. Selamat Hari Fim Nasional!  *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.com
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life