Home » Menimbang IPO BUMN di Tengah Anjloknya Harga Saham Emiten Pelat Merah Setahun Terakhir

Menimbang IPO BUMN di Tengah Anjloknya Harga Saham Emiten Pelat Merah Setahun Terakhir

by Erna Sari Ulina Girsang
5 minutes read
Main Hall BEI SCBD Jakarta. Foto: Ist

ESENSI.TV - PERSPEKTIF

Dalam satu tahun terakhir, harga mayoritas saham BUMN di bursa efek Indonesia anjlok. Apakah kinerja saham yang sudah listing lebih dulu, akan mengurungkan niat investor membeli saham IPO BUMN ke depan?

Hingga akhir Februari 2023, dari 847 emiten di Bursa Efek Indonesia sebanyak 37 emiten merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan dari 37 perusahaan itu, 14 adalah perusahaan BUMN dan 23 lainnya adalah entitas anak BUMN.

Sedangkan dari nilai kapitalisasi pasar, kapitalisasi pasar emiten BUMN mencapai Rp2,78 triliun. Angka ini sekitar 27% dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa dari total RNTH 2023 sebesar Rp10,3 triliun.

“Kami berharap agar angka tersebut dapat terus meningkat,” jelas Iman, di acara penandatanganan MoU BEI dengan Kementerian BUMN, di Main Hall BEI, Senin (27/2/2023).

Nota Kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara BEI dan Kementerian BUMN ditandangani oleh Iman Rachman dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Di tempat yang sama, keinginan ini disambut oleh Erick Thohir. Dia mengatakan kerja sama ini diharapkan dapat mendorong perusahan BUMN masuk pasar modal (go public).

BEI dan BUMN dapat menjalin sebuah simbiosis yang saling mengutungkan. Keuntungan BUMN sebagai perusahaan terbuka adalah ada pengawasan tambahan check and balance dan meningkatkan good corporate governance.

Sedangkan, dengan masuknya lebih banyak BUMN, kegiatan transaksi dan kapitalisasi pasar modal dalam negeri akan semakin besar

“Kerja sama ini meliputi pengembangan dan penerapan tata kelola yang baik, Environmental, Social & Governance atau ESG, serta kerja sama dalam memajukan ekosistem startup khususnya di lingkungan BUMN,” jelas Erick.

Setelah melakukan konsolidasi dalam beberapa tahun terakhir, saat ini ada 41 BUMN yang tersebar dalam 21 klaster bidang usaha. Jumlah ini ditargetkan akan dipangkas lagi menjadi 30 perusahaan.

Rencana BUMN dan anak usahanya untuk mencatatkan sahamnya di BEI memang sudah lama digemakan ke publik.

Namun, memang untuk menjadi perusahaan terbuka banyak syarat yang harus dipenuhi, terutama dari sisi kinerja keuangan dan efisiensi bisnis.

Keuangan BUMN Harus Dibenahi

Seperti diketahui, sejumlah BUMN masih didera utang yang ditimbun dalam beberapa tahun.
Secara cepat jika mengingat BUMN. PT Garuda Indonesia (Persero) per Juni 2022 diketahui memiliki utang Rp142 triliun.

Kemudian, PTPN Group utangnya mencapai Rp47 triliun dan saat ini sudah dalam proses restrukturisasi.

Tingginya nilai utang BUMN ini sering kali dinyatakan Menteri BUMN Erick Thohir sangat mengherankan. Dikala harga CPO naik dan perusahaan sawit swasta meraih Laba kok PTPN bisa merugi dan terlilit utang terus?.

Contoh lain, Angkasa Pura I. Dalam laporan keuangan tahun tahun 2021, utangnya mencapai Rp32,56 triliun. Kredit ini juga sudah restrukturisasi sejak tanggal 31 Maret 2022 lalu dengan sejumlah bank.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga tidak luput dari utang yang menggunung. Nilainya tahun 2021 mencapai Rp500 triliun. Akhir tahun 2022, dilaporkan telah berkurang menjadi Rp409 triliun.

Contoh lain adalah PT Waskita Karya yang sedang dalam proses pengajuan restrukturisasi dan ditargetkan rampung pada April 2023.

Utang Waskita Karya mencapai Rp19,01 triliun dalam bentuk obligasi dan utang bank jangka panjang Rp 47,24 triliun per September 2022

“Untuk bisa masuk ke pasar modal, memang semua perusahaan, tidak hanya BUMN harus bisa menunjukkan kinerja efisien,” Nafan Aji Gusta Utama, Senior Investment Information, Technical Analyst and Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Jadi, BUMN tidak serta merta masuk kemudian di dalam pasar modal nanti akan digodok dan berubah sendiri menjadi perusahaan efisien. Namun, harus ada upaya pembenahan terlebih dahulu seperti yang sedang dilakukan oleh Kementerian BUMN.

Apalagi, ada rencana BUMN yang sudah sehat akan dilepas ke publik sahamnya. Investor di pasar modal akan membeli sahamnya, jika perusahaan itu sudah dinilai menarik, terutama dari sisi tata kelola perusahaan dan kinerja keuangan.

Setelah IPO, kinerja BUMN diharapkan bisa semakin baik karena IPO memang bertujuan meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan dengan efektif. Dengan IPO, perusahaan BUMN juga akan makin dikenal dengan publik dan investor.

Jadi, dengan menjadi perusahaan terbuka, pembenahan BUMN tidak akan jalan di tempat, tetapi akan terus berlanjut karena ada tambahan pengawasan dari publik dan regulator di pasar modal. Modal yang diperoleh juga lebih hemat karena tidak ada beban bunga.

Namun, di sisi lain, BUMN harus siap dituntut untuk menjadi pemberi dividen bagi investor. Jika, tidak maka perusahaan akan ditinggalkan, kapitalisasi pasarnya akan anjlok. Sehingga, tantangan ini akan membuat BUMN terus berinovasi untuk menghasilkan keuntungan.

Daftar BUMN yang Akan IPO

Anak usaha BUMN yang akan merealisasikan IPO dalam dua tahun ke depan, antara lain PT Pertamina International Shipping, PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan PT EDC and Payment Gateway.

Jika ditelurusi, ketiga perusahaan ini sudah mulai mengumumkan rencana IPO kepada publik sejak Mei 2021, tetapi baru memanas lagi informasinya akhir tahun lalu. Anak usaha BUMN yang juga akan dimajukan ke pasar modal adalah PT Telkom Data Center,

Baca Juga  IPO Cakra Buana Resources Energi Oversubscribed 140 Kali

Ada juga PT Pertamina Hilir dan PT Indonesia Healthcare Corporation. PT Bio Farma (Persero) ditargetkan IPO tahun 2024, setelah proses spin off anak usahanya dibidang manufaktur vaksin rampung.

PT Pupuk Kalimantan Timur dijadwalkan IPO tahun ini dan membidik dana segar dari pasar saham Rp7,8 triliun. Namun, hingga saat ini, rencana anak usaha PT Pupuk Indonesia ini belum masuk pipeline IPO.

Kinerja Saham BUMN 1 Tahun Terakhir

Lalu, bagaimana dengan kinerja saham emiten BUMN yang telah listing terlebih dahulu di BEI? Setidaknya dalam satu tahun terakhir? Ternyata data RTI Analytis menunjukkan, mayoritas harga saham emiten BUMN anjlok.

Ini dia data kinerja saham 25 emiten BUMN selama satu tahun terakhir atau periode 7 Maret 2022 hingga 3 Maret 2023.

Emiten pendatang baru, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) naik 1,74% atau 15 poin ke posisi Rp875 per unit saham dalam lima hari setelah listing di BEI.

Namun, saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) melemah 11,61 persen atau 90 poin ke posisi Rp685 per unit saham.

Pelemahan juga terjadi pada saham PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) turun 32,32 persen atau 32 poin ke posisi Rp67 per unit saham. PT Indofarma Tbk (INAF) melemah sebesar 57,22 persen atau 1.090 poin ke posisi Rp815 per unit saham.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melemah sebesar 44,24 persen atau 845 poin ke posisi Rp1.065 per unit saham. PT Bank BRI Agro Tbk (AGRO) melemah 67,78 persen atau 854 poin ke posisi R406 per saham.

PT Wijaya Beton Tbk (WTON) turun sebesar 11,39 persen atau 23 poin ke posisi Rp179 per unit saham. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) turun 0,94 persen atau 15 poin ke posisi Rp1.580 per unit saham.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) turun sebesar 12,92 persen atau 46 poin ke posisi Rp310 per unit saham. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) Tbk melemah sebesar 34,68 persen atau 241 poin ke level Rp454 per unit saham.

PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) melemah sebesar 27,12 persen atau 240 poin ke posisi Rp645 per unit saham. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun sebesar 31,72 persen atau 295 poin ke posisi Rp635 per unit saham.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun sebesar 37,69 persen atau 196 poin ke level Rp324 per unit saham. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melemah sebesar 20,85 persen atau 345 poin ke level Rp1.310 per unit saham.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melemah sebesar 29,26 persen atau 825 poin ke posisi Rp1.995 per unit saham. PT Timah Tbk (TINS) terdepresiasi sebesar 32,68 persen atau 585 poin ke level Rp1.205 per unit saham.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) turun sebesar 25,71 persen atau 135 poin ke posisi Rp390 per unit saham. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam lima tahun terakhir anjlok sebesar 62,16 persen atau 138 poin ke posisi Rp84 per unit saham.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melemah sebesar 13,53 persen atau 610 poin ke level Rp3.900 per unit saham dalam satu tahun terakhir.

Pelemahan mayoritas saham BUMN dalam satu tahun terakhir, sejalan dengan IHSG. Namun, penurunan IHSG hanya sebesar 0,638 persen atau 43,77 poin ke posisi 6.813,63 pada perdagangan Jumat tanggal 3 Maret 2023, sejak 7 Maret 2022.

Namun, masih ada emiten BUMN yang bertransaksi di teritori positif, yaitu: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat sebesar 13,27 persen atau 1.025 poin menjadi Rp8.750 per unit saham.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik sebesar 5,31 persen atau 240 poin ke posisi Rp4.760 per unit saham. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat sebesar 10,77 persen atau 390 poin ke posisi Rp4.010 per unit saham.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik sebesar 24,07 persen atau 1.950 poin ke posisi Rp10.050 per unit saham. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik sebesar 13,89 persen atau 875 poin ke posisi Rp7.175 per unit saham.

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menguat sebesar 0,30 persen atau 10 poin ke posisi Rp3.340 per unit saham.

Untuk kineja saham emiten BUMN, portfolio and fund manager Andry Emmanuel Taneli mengatakan dalam satu tahun terakhir  indeks saham di BEI mengalami konsolidasi pasca-ekonomi keluar dari titi terendah pandemi Covid-19.

Di sisi lain, emiten BUMN memang memiliki kelebihan, yaitu jarang sekali default atau gagal karena adanya dukungan dari Pemerintah.

Meski demikian selain dari margin harga saham, investor terutama, investor jangka panjang masih akan mengabaikan emiten BUMN, jika ada perusahaan yang lebih menjanjikan dividen.

“Untuk mayoritas harga saham yang anjlok, setiap perusahaan di pasar modal akan bersaing membawa diri masing-masing, sehingga investor tidak akan melihat kinerja emiten BUMN secara keseluruhan, tetapi fokus pada satu IPO BUMN yang dituju,” jelasnya Andry.

Email Penulis: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life