Home » Menkeu Laporkan Kinerja APBN di Semester I Tetap Solid, Total Pendapatan Rp1.407,9 Triliun

Menkeu Laporkan Kinerja APBN di Semester I Tetap Solid, Total Pendapatan Rp1.407,9 Triliun

by Junita Ariani
2 minutes read
Menkeu Sri Mulyani

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan, kinerja APBN hingga akhir Juni 2023 tetap solid dan baik. Itu ditandai dengan total pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun atau 57,2 persen dari total target pendapatan negara tahun ini.

Menkeu menilai, pertumbuhan pendapatan negara sebesar 5,4 persen dibandingkan tahun lalu ini relatif lebih normal

“Karena sebelumnya kita selalu melihat pendapatan negara pertumbuhannya cukup tinggi yaitu double digit,” ujar Menkeu Sri Mulyani.

Menkeu mengatakan itu dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kemenkeu RI, Senin (24/7/2023).

Dari sisi belanja negara, hingga semester I 2023 telah mencapai Rp1.255,7 triliun atau 41,0 persen dari target APBN tahun ini. Sehingga posisi APBN hingga semester I terpantau surplus Rp152,3 triliun atau 0,71 persen dari PDB.

“Hingga pertengahan tahun, posisi positif ini memberikan keyakinan bahwa defisit tahun ini masih bisa kita jaga  bahkan kita turunkan. Keseimbangan primer di Rp368,2 triliun ini cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Di sisi lain, kondisi perekonomian global yang menunjukkan perlemahan dari negara-negara seperti Amerika, Eropa, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Korea.

Di mana merupakan negara-negara yang selama ini memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian dan perdagangan dunia perlu diwaspadai.

Namun, negara-negara seperti Turki, Meksiko, dan termasuk Indonesia terpantau masih dapat terus bertahan pada posisi ekspansi akselerasi.

Meski begitu, dilihat dari sisi nilai ekspor dan impor, Indonesia juga mengalami perlambatan. Ekspor sampai dengan bulan Juni mencapai USD20,61 miliar atau turun 21,2 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga  Bersama FAO, KKP Kembangkan Model Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di Jawa Barat

Hal itu dikarenakan menurunnya permintaan terhadap barang ekspor serta harga komoditas yang mengalami koreksi. Selaras, nilai impor juga mengalami penurunan sebesar atau USD17,15 atau 18,3 persen (yoy).

“Meskipun ekspor dan impor dua-duanya kontraksi level atau tingkat ekspor lebih tinggi dari tingkat impor. Sehingga neraca perdagangan ekspor dikurangi impor untuk barang mencapai surplus USD3,45 miliar untuk bulan Juni.

Neraca Perdagangan Surplus

Secara akumulasi Januari hingga Juni, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD19,93 miliar. Ini adalah sebuah prestasi karena kalau kita lihat 38 bulan berturut turut neraca perdagangan kita tetap terjaga surplus,” ucap Menkeu.

Menkeu juga menyampaikan indikator kinerja APBN lainnya. Seperti faktor permintaan dalam negeri Indonesia yang masih menunjukan optimise, mandiri spending index yang telah kembali normal.

Begitu juga dengan indeks penjualan triil tumbuh tinggi, PMI Indonesia terpantau ekspansif akseleratif, dan konsumsi listrik bisnis tumbuh kuat.

Selain itu, neraca perdagangan dan neraca pembayaran secara umum juga tercatat cukup baik. Pergerakan nilai tukar rupiah juga masih mengalami apresiasi atau menguat 4,7 persen (ytd) dibandingkan USD.

Serta kinerja baik pasar surat berharga negara tetap terjaga karena didukung oleh likuiditas domestik yang cukup baik dan capital inflow.

“Banyak negara yang sudah terkoreksi cukup dalam, namun Indonesia masih dalam posisi cukup favorable,” tukas Menkeu. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life