Home » Menteri Arifin: Transisi Energi Geser Peluang Pekerja Tambang ke Energi Bersih

Menteri Arifin: Transisi Energi Geser Peluang Pekerja Tambang ke Energi Bersih

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Menteri Arifin Tasrif, menyampaikan tantangan Indonesia sebagai penghasil batubara di International Energy Agency (IEA) Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions di Paris, Perancis.

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyampaikan tantangan Indonesia sebagai penghasil batubara. Tantangan ini dalam hal pergeseran peluang pekerjaan baru bagi para pekerja tambang dan pembangkit listrik tenaga fosil.

Hal itu disampaikan Menteri Arifin saat menjadi pembicara kunci pada International Energy Agency (IEA) Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions di Paris, Perancis.

Arifin menyampaikan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang membutuhkan sumber energi yang besar. Karena energi perkapita Indonesia tergolong rendah, yakni 5,8 BOE perkapita dibandingkan dengan negara maju, minimal energi perkapitanya sebesar 17 BOE.

Hingga saat ini, energi fosil masih mendominasi kebutuhan energi di Indonesia, yakni 87 persen di 2023. Di mana energi dari batubara masih menjadi yang paling dominan. Di samping minyak dan gas bumi yang mendukung sektor industri, gedung, dan transportasi.

Ketergantungan ini kata Arifin, dicerminkan melalui ekonomi sirkular yang signifikan di seluruh value chain.

“Mulai dari pertambangan, pengolahan, distribusi, dan konsumsi. Yang menciptakan banyak pekerja yang bergantung pada industri bahan bakar fosil,” ujar Arifin di kantor IEA Paris, Perancis, Jumat (26/4/2024).

Dikatakannya, komitmen banyak negara untuk mengurangi penggunaan batubara, menjadi tantangan bagi Indonesia sebagai negara penghasil batubara.

Baca Juga  BI Perkuat Sistem Pembayaran Jelang Ramadhan dan Idulfitri 1444 H

Lebih dari 267 ribu pekerja industri pertambangan batubara dan sekitar 32 ribu orang pekerja pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) membutuhkan peluang pekerjaan baru.

Implementasikan Berbagai Program

Pemerintah Indonesia, menurut Arifin, telah mengimplementasikan berbagai program untuk memastikan peluang pekerjaan berkualitas tinggi selama transisi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan.

Program pertama adalah pemanfaatan lahan bekas tambang sebagai sumber energi (energy back to energy). Seperti perkebunan biomassa, lokasi pembangkit listrik tenaga surya, juga pertanian. Sehingga masyarakat dapat terus mendapatkan manfaat dari bekas lokasi tambang.

“Kami juga mengimbau masyarakat di sekitar PLTU untuk menanam mangrove yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar (50 ton CO2/hektare/tahun). Implementasi pasar karbon juga akan membuka peluang finansial bagi masyarakat, sembari mengurangi emisi,” jelasnya.

Pemerintah juga mendistribusikan sertifikat tanah untuk dapat dikelola masyarakat lokal. Selain itu, pendidikan dan pelatihan teknologi EBT bagi pekerja pembangkit listrik tenaga batubara untuk meningkatkan kompetensi.

“Pemerintah juga mewajibkan perusahaan tambang melalui berbagai regulasi untuk melaksanakan program pengembangan masyarakat. Seperti pendidikan, keterampilan berwirausaha, dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung masyarakat lokal yang mandiri secara ekonomi,” pungkasnya. *

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Junita Ariani/Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life