Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar membeberkan sumber pencemaran udara di DKI Jakarta dan sekitarnya. Menurut dia, pencemaran udara mayoritas berasal dari kendaraan dengan angka 44%.
Selain transportasi, sebanyak 34% pencemaran ibu kota berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sisanya berasal dari rumah tangga dan sumber lainnya.
Siti dalam laporannya mengatakan, “Sekali lagi membenarkan angka-angka yang dianggap sebagai sumber pencemaran atau penurunan kualitas udara di Jabodetabek, yaitu 44% kendaraan, 34% PLTU, selebihnya lainnya termasuk rumah tangga, pembakaran dan lain-lain.” konferensi pers digelar seperti dikutip esensi.tv, Selasa (29 Agustus).
Terkait hal tersebut, Siti mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan arahan agar pengendalian pencemaran udara di Jakarta dapat fokus pada hulu dan kesehatan.
Presiden menekankan agar masyarakat fokus pada kegiatan pengendalian pencemaran udara karena berkaitan dengan kesehatan, ujarnya.
Siti mengatakan, seluruh kementerian dan lembaga diminta menunjukkan ketegasan dalam perubahan kebijakan dan penerapannya.
“Semua ini terjadi dalam konteks Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tentang penegakan hukum dan pencemaran terutama dari industri, pembangkit listrik, dan lain-lain,” ujarnya. serta pengujian emisi kendaraan yang ketat.
World Health Organization (WHO) menyebut polusi udara sebagai masalah lingkungan utama yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Setiap tahun polusi udara di luar ruangan maupun yang disebabkan oleh peralatan rumah tangga menyebabkan 7 juta kematian.
Kematian yang ditimbulkan oleh polusi udara tersebut tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan kematian yang ditimbulkan oleh malaria, tuberkulosis, dan AIDS. Polusi udara menyebabkan 26% kematian akibat penyakit jantung akibat tersumbatnya pembuluh darah dan 24% kematian akibat stroke. Selain itu, polusi udara juga menyebabkan 43% penyakit paru obstruktif kronik dan 29% kanker paru-paru.
Kasus kematian terbanyak akibat polusi udara ada di kawasan Asia Tenggara, yakni mencapai lebih dari 2 juta kematian per tahun. Kawasan Pasifik bagian barat juga mencatat ada lebih dari 2 juta kasus kematian akibat polusi udara.
Penyebab utama polusi udara adalah pembakaran bahan bakar fosil, kayu, dan penggunaan biomassa untuk memasak, memanaskan, dan menerangi perumahan. Faktor lainnya adalah polusi yang ditimbulkan oleh industri, termasuk pembangkit listrik bertenaga batu bara, ternak yang menghasilkan gas metan dan amonia, pembakaran sampah pertanian, dan sampah organik di tempat pembuangan akhir (TPA).
Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen
BADAN Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) kembali menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Sumatra…
RIBUAN orang dari berbagai elemen seperti Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama…
PESAWAT dengan kode PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (19/5)…
CEO SpaceX Elon Musk melakukan proses uji coba layanan internet Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod, Denpasar, Bali. "Ini (Starlink) untuk…
Jupiter, planet terbesar di Tata Surya, penuh dengan fakta-fakta menarik yang menunjukkan kehebatannya. Dengan diameter…
Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, adalah dunia yang penuh dengan fakta menarik dan misteri yang…