Home » Menteri LHK Berhasil Identifikasi 161 Sumber Pencemaran Udara di Jabodetabek

Menteri LHK Berhasil Identifikasi 161 Sumber Pencemaran Udara di Jabodetabek

by Junita Ariani
2 minutes read
Presiden Jokowi memimpin ratas mengenai upaya peningkatan kualitas udara di Jabodetabek, Senin (28/8/2023), di Istana Merdeka, Jakarta.

ESENSI.TV - JAKARTA

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk melakukan upaya peningkatan kualitas udara di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek. Upaya yang dilakukan dengan berbasiskan pada kesehatan.

Presiden meminta kementerian/lembaga (K/L) terkait untuk mengambil langkah tegas dalam penanganan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Menteri LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Siti Nurbaya Bakar, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (28/8/2023). Ia mengatakan itu usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.

“Semua K/L diminta untuk tegas dalam melangkah, dalam kebijakan, dalam operasi lapangan. Ini tentu pada konteks Kementerian LHK terkait dengan penegakan hukum terhadap sumber-sumber pencemaran. Terutama dari industri, pembangkit listrik, dan lain-lain dan juga uji untuk emisi kendaraan yang harus ketat,” ujarnya.

Menteri LHK mengungkapkan, sejumlah sumber yang berkontribusi dalam penurunan kualitas udara di Jabodetabek, antara lain, kendaraan bermotor sebesar 44 persen. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 34 persen, dan sisanya rumah tangga, pembakaran, dan lain-lain.

Menteri LHK mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap sekitar 351 industri, termasuk PLTU dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Dari penegecekan itu, berhasil mengidentifikasi 161 sumber pencemaran udara yang akan diperiksa di enam stasiun pemantauan kualitas udara.

“Jadi, misalnya di yang selalu konsisten tidak sehat, seperti di Sumur Batu dan Bantar Gebang, itu kira-kira ada 120 unit usaha. Kemudian di sekitar Lubang Buaya ada 10, di Tangerang  7,  Tangerang Selatan ada 15 entitas, di Bogor ada 10,” ujarnya.

Yang sudah dilakukan sampai dengan tanggal 24 Agustus dan sudah dikenakan sanksi administratif, yaitu 11 entitas.

Baca Juga  Baru Tahu, Limbah Racik Uang Kertas Sumber Energi Biomassa Paling Tinggi

“Kami akan melanjutkan langkah-langkah ini untuk kira-kira empat sampai lima minggu lagi deh. Untuk sebanyak yang tadi saya laporkan,” ujarnya.

Lakukan Modifikasi Cuaca

Menteri LHK mengatakan, pemerintah juga melakukan teknik modifikasi cuaca (TMC). Salah satunya dilakukan pada Minggu (27/8/2023).

“Mulai hujan kan di Bogor, kira-kira jam 05.33 menit ya. KLHK mengikuti terus perkembangannya. Dan, dalam record-nya KLHK, setelah hujan dari angka ISPU 97 untuk PM 2,5 itu pada jam 18.30 WIB angkanya drop menjadi 29,” terang Siti.

Artinya, lanjut Siti, kualitas udaranya jadi baik. Selain itu, pemerintah juga telah melakukan ujicoba TMC mikro menggunakan mist generator di Gedung Pertamina, Jalan Merdeka Timur, Jakarta. Dan, secara mobile di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

“Ada lagi yang namanya tirai air. Tirai air itu sirkulasi air, tetapi perlu dipasang di teras-teras gedung-gedung besar yang menghadap ke ruang publik. Jadi kalau sirkulasi airnya terus kayak air mancur, tapi terus-terusan begitu ya, namanya pakai tirai begitu. Itu juga akan memberikan uap air sebetulnya, sehingga itu juga bisa mempengaruhi,” ujar Siti.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah menggalakkan penanaman pohon untuk menyerap karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2) sekaligus mengurangi polusi.

“Ini sesuatu yang sangat baik, jadi sekaligus kita bersama-sama seluruh elemen masyarakat. Termasuk dunia usaha, pegawai pemerintah, pemerintah, kemudian masyarakat, rumah tangga, itu kita bicara cinta lingkungan. Jadi kita menanam pohon sedapat-dapatnya. Sehingga bisa memberikan kesejukan,” ujarnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life