Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) selama Oktober hingga Desember 2020 membukukan surplus sebesar USD4,7 miliar.
NPI membaik dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang tercatat defisit USD1,3 miliar.
Neraca pembayaran Indonesia adalah catatan atas seluruh transaksi ekonomi suatu negara dengan negara lainnya pada suatu period tertentu.
Komponen neraca pembayaran dibagi menjadi dua, yakni transaksi berjalan, serta transaksi finansial dan modal.
“Transaksi berjalan kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi,” tulis Bank Indonesia dalam laman resminya, Senin (20/2/2023).
Neraca transaksi berjalan atau current account merupakan neraca yang meliputi perdagangan barang dan jasa, penghasilan, serta transfer berjalan.
Transaksi berjalan kembali mencatat surplus sebesar USD4,3 miliar attau sebesar1,3% dari produk domestik bruto (PDB).
Surplus transaksi berjalan berlanjut dari triwulan sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS (1,3% dari PDB).
Kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi.
Selain itu, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia.
Defisit juga dipengaruhi oleh kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan bakar pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
Defisit neraca jasa membaik ditopang kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak positif penyelenggaraan berbagai event internasional selama periode laporan dan pola musiman akhir tahun.
Surplus transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder bersumber dari kenaikan penerimaan hibah Pemerintah.
Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat, dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada investor asing yang meningkat sejalan dengan siklus bisnis dan tren kenaikan suku bunga.
Lebih jauh, bank sentral melaporkan kinerja transaksi modal dan finansial membaik terutama ditopang oleh peningkatan investasi langsung.
Transaksi modal dan finansial mencatat perbaikan dari defisit 5,5 miliar dolar AS (1,6% dari PDB) pada triwulan III 2022 menjadi defisit 0,4 miliar dolar AS (0,1% dari PDB) pada triwulan IV 2022.
Kinerja positif ini terutama ditopang oleh investasi langsung yang membukukan peningkatan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga.*
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
#beritaterkini
#beritaviral
BANJIR yang melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejak Senin (13/5) berangsur surut pada…
GUNUNG Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara erupsi pada Jumat, 17 Mei…
Dunia pendidikan saat ini sedang digemparkan dengan berbagai temuan perilaku akademisi. Disebutkan, ada akademisi asal…
Kesibukan Generasi Z saat ini semakin meningkat. Durasi pekerjaan atau aktivitas yang semakin tinggi pun…
INDEKS Data Nasional (IDN) merilis hasil survei nama calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada Serentak…
Udara Jakarta masuk peringkat ke-5 dunia sebagai kota yang paling polusi. Sejak hari ini, Jumat…