Home » Pacific Rim: Uprising – Kelanjutan yang Menggetarkan dalam Dunia Mecha vs. Monster

Pacific Rim: Uprising – Kelanjutan yang Menggetarkan dalam Dunia Mecha vs. Monster

by Iqbal
2 minutes read
https://cdns.klimg.com/resized/1200x600/p/headline/sinopsis-pacific-rim-uprising-ketika-ja-283aef.jpg

ESENSI.TV - JAKARTA

Pacific Rim: Uprising merupakan kelanjutan dari film yang sangat diantisipasi, Pacific Rim, yang dirilis pada tahun 2013 dan menjadi hit di kalangan pecinta film aksi fiksi ilmiah. Film pertama tersebut menyajikan pertempuran epik antara mesin raksasa Jaeger dan monster raksasa Kaiju, yang dikerahkan untuk melindungi dunia. Film ini sangat diharapkan untuk melanjutkan kejayaan pendahulunya. Di dalam artikel ini, kita akan mengulas Pacific Rim Uprising dengan lebih mendalam.

Sinopsis

Pacific Rim Uprising mengambil tempat sepuluh tahun setelah peristiwa film pertama. Meskipun manusia telah berhasil mengalahkan Kaiju, ancaman baru muncul. Seiring perkembangan teknologi dan meningkatnya ketegangan geopolitik, Jaeger kembali menjadi kekuatan pertahanan utama. Jake Pentecost (John Boyega), anak dari Stacker Pentecost (Idris Elba) yang merupakan tokoh utama di film pertama, terlibat dalam perjuangan ini. Ia adalah seorang mantan pilot Jaeger yang kemudian terlibat dalam dunia perdagangan ilegal teknologi Jaeger. Namun, ketika situasi darurat mengancam, ia kembali ke akademi pelatihan Jaeger dan bergabung dengan sekelompok pilot muda yang berbakat.

Pengembangan Karakter

Pacific Rim Uprising menghadirkan karakter-karakter yang berbeda dari film pertama, tetapi sayangnya, pengembangan karakter tidak sekuat yang ada di film sebelumnya. Jake Pentecost adalah karakter yang menonjol, dan John Boyega memberikan penampilan yang kuat dengan membawa sentuhan humor dan kepribadian yang menarik. Namun, karakter-karakter pendukung seperti Nate Lambert (Scott Eastwood) dan Amara Namani (Cailee Spaeny) tidak mendapatkan pengembangan karakter yang memadai.

Juga, beberapa karakter yang kita kenal dari film pertama muncul kembali, seperti Hermann Gottlieb (Burn Gorman) dan Newton Geiszler (Charlie Day), tetapi peran mereka tidak begitu mencolok dalam cerita kali ini. Hal ini bisa menjadi kekecewaan bagi penggemar yang berharap melihat perkembangan karakter mereka.

Efek Visual dan Desain Produksi

Seperti yang diharapkan dari film Pacific Rim Uprising juga memukau dalam hal efek visual dan desain produksi. Pertempuran antara Jaeger dan Kaiju masih menjadi sorotan utama. Desain Jaeger yang baru dan kreatif tetap memukau, dan Kaiju yang muncul kali ini memiliki tampilan yang lebih beragam dan menyeramkan.

Baca Juga  Lucy (2014): A Mind-Bending Journey Through Human Potential

Efek visual dalam pertempuran tetap intens dan mengejar, meskipun sebagian besar pertempuran terjadi di siang hari, berbeda dengan film pertama yang banyak menghadirkan pertarungan di malam hari. Ini memberikan penonton lebih banyak detil tentang desain karakter dan pertarungan yang sedang berlangsung.

Plot dan Narasi

Salah satu kelemahan utama Uprising adalah plot dan narasinya yang terasa lebih dangkal dibandingkan dengan film pertama. Cerita tampaknya lebih berfokus pada aksi dan pertarungan daripada pada pengembangan cerita dan karakter. Beberapa elemen cerita, seperti konflik geopolitik dan hubungan antara manusia dan Kaiju, tidak dijelaskan dengan cukup baik, dan penonton mungkin merasa tertinggal.

Selain itu, film ini mencoba memasukkan beberapa unsur kejutan, tetapi tidak semuanya berhasil. Plot twist yang ada terasa dipaksakan dan tidak begitu memuaskan. Ini bisa menjadi salah satu kekurangan utama film ini.

Pesannya yang Kurang Mendalam

Salah satu hal yang membuat Pacific Rim pertama begitu kuat adalah pesannya tentang persatuan dan pengorbanan manusia dalam menghadapi ancaman bersama. Sayangnya, pesan ini terasa lebih tipis dalam Uprising. Film ini lebih fokus pada pertarungan dan aksi daripada pada pesan moral yang mendalam.

Kesimpulan

Pacific Rim Uprising adalah film yang dapat dinikmati oleh penggemar film aksi dan fiksi ilmiah yang menginginkan pertarungan epik antara mesin raksasa dan monster raksasa. Film ini memiliki efek visual yang memukau dan aksi yang menghibur. Namun, kurangnya pengembangan karakter dan plot yang dangkal membuatnya tidak sekuat pendahulunya. Meskipun demikian, film ini tetap menghibur dan layak ditonton jika Anda mencari tontonan aksi yang penuh dengan kejutan.

 

Editor: Muhammad Iqbal

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life