Pantheon, sebuah monumen ikonik di tengah kota abadi Roma, Italia, mengekalkan keajaiban dan pesona sejarahnya selama berabad-abad. Sebagai salah satu keajaiban arsitektur Romawi, Pantheon tetap menjadi saksi bisu dari kejayaan peradaban kuno dan inspirasi bagi pecinta seni dan sejarah.
Pantheon awalnya dibangun pada abad ke-2 SM oleh Kaisar Agrippa, meskipun struktur yang kita lihat hari ini merupakan hasil renovasi besar oleh Kaisar Hadrianus pada tahun 126 M. Awalnya didedikasikan untuk semua dewa Olimpus, namanya sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “semua dewa.”
Salah satu fitur paling mencolok dari Pantheon adalah kubah bundarnya yang mengagumkan. Dengan diameter sekitar 43 meter, kubah ini adalah yang terbesar di dunia hingga abad ke-15. Uniknya, kubah ini memiliki lubang tengah yang disebut oculus, menciptakan efek cahaya dramatis dan memberikan tampilan langit terbuka di dalam kuil.
Desain Pantheon mencerminkan prinsip-prinsip harmoni dan proporsi yang menjadi ciri arsitektur Romawi kuno. Kolom-kolom korintus yang megah di bagian depan, pronaos, dan cella yang mengarah ke ruang bundar di dalamnya menciptakan denah unik yang tetap memikat mata para pengunjung.
Pantheon memperlihatkan kecanggihan teknik konstruksi Romawi kuno dengan penggunaan material yang mengesankan. Dinding dan lantai kuil ini terbuat dari marmer impor, sementara kubahnya menggunakan beton ringan yang terkenal sebagai “beton Romawi.” Kombinasi bahan ini menciptakan struktur yang kokoh dan tahan lama.
Seiring berjalannya waktu, peran Pantheon mengalami perubahan signifikan. Setelah awalnya menjadi kuil pagan, pada tahun 609 M, Pantheon diubah menjadi gereja oleh Paus Bonifasius IV. Sejak saat itu, Pantheon menjadi gereja dan tempat pemakaman, memberikan dimensi spiritual dan historis yang lebih dalam pada struktur ini.
Meskipun telah mengalami gempa bumi dan perubahan peruntukan selama berabad-abad, Pantheon tetap berdiri dengan megah. Kekuatan dan ketangguhannya menjadi bukti kehebatan insinyur Romawi dalam menciptakan bangunan yang dapat bertahan melalui masa-masa sulit.
Hari ini, Pantheon tidak hanya menjadi objek wisata utama di Roma tetapi juga menyandang status sebagai salah satu keajaiban dunia arsitektur. Ribuan pengunjung setiap tahun terpesona oleh kemegahan dan keindahan yang tak tergantikan dari salah satu monumen paling terkenal di dunia.
Pantheon tetap menjadi keajaiban arsitektur yang merefleksikan kebesaran peradaban Romawi. Dengan desain yang unik dan sejarah yang kaya, Pantheon mempertahankan pesonanya sebagai ikon keabadian, terus mempesona dan menginspirasi generasi setelah generasi.
#beritaviral
#faktamenarik
Editor: Agita Maheswari
UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) merayakan Dies Natalis ke-60. Untuk menyemarakkannya menggelar rangkaian kegiatan, salah satunya…
MENTERI Perdagangan RI, Zulkifli Hasan optimistis perdagangan Indonesia akan terus meningkat, termasuk dengan Selandia Baru.…
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang berlaku pada periode 17 -…
Menunda-nunda pekerjaan atau procrastination adalah masalah umum yang dapat menghambat produktivitas dan menyebabkan stres. Ada…
Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…
Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…