Senin, 22 Desember 2025

Tidak Stabil, Kemenperin Terus Pantau Kondisi Perekonomian Global

Photo Author
- Senin, 31 Juli 2023 | 18:06 WIB
Industri Tetap Ekspansi di tengah Ketidakstabilan dan Perlemahan Pasar Global
Industri Tetap Ekspansi di tengah Ketidakstabilan dan Perlemahan Pasar Global

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau kondisi perekonomian global. Dilihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) negara-negara mitra dagang Indonesia. Seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, kondisinya saat ini belum stabil karena masih terkontraksi sampai bulan Juni 2023.


Selanjutnya, Uni Eropa juga masih menaikkan suku bunga menjadi 4,0% pada Juni 2023 untuk menekan inflasi. Di sisi lain, mayoritas komoditas unggulan menunjukkan penurunan harga sampai bulan Juni 2023. Baik secara bulanan maupun tahunan. Seiring dengan ketidakpastian dan melemahnya permintaan global.


WTO memprediksi volume perdagangan dunia akan melambat sebesar 1,7% pada tahun 2023. Kondisi pasar global tersebut juga mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia yang mengalami penurunan nilai pada Juni 2023. Demikian pula halnya dengan impor.


“Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juli 2023 mencapai 53,31. Artinya, tetap ekspansi meskipun melambat 0,62 poin dibandingkan Juni 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif. Ia menyampaikan hal ini saat rilis IKI Juli 2023 di Jakarta, Senin (31/7).



Sektor Industri Menjadi Kontraksi


Perlambatan IKI bulan Juli 2023 ini didorong oleh penurunan IKI beberapa subsektor industri yang semula ekspansi menjadi kontraksi. Antara lain subsektor Industri Pakaian Jadi, Industri Logam Dasar, Industri Barang dari Kayu dan Gabus, Industri Barang Galian Bukan Logam, serta subsektor Reparasi dan Pemasangan Mesin/Alat.


Sedangkan 2 subsektor masih mengalami kontraksi yaitu industri Tekstil dan Pengolahan Lainnya. Meskipun demikian, share subsektor ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan I 2023 masih cukup tinggi. Yaitu sebesar 83,1% dari 16 subsektor yang mengalami ekspansi.


Febri menjelaskan, secara umum, kepercayaan industri di bulan Juli 2023 masih sangat baik karena beberapa subsektor yang besar. Seperti industri makanan, industri kendaraan bermotor, industri minuman, dan industri peralatan listrik mengalami kenaikan ekspansi. Selain itu, kabar menggembirakan didapat dari subsektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Nilai IKI periode Juli 2023 mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 7,85 poin menjadi pertama kalinya ekspansi.


Apabila dilihat dari komponennya, hal ini dipengaruhi peningkatan volume pesanan baru luar negeri dan dalam negeri. Subsektor lain yang juga mengalami kenaikan nilai IKI yang signifikan adalah industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (5,41 poin), percetakan dan reproduksi media rekaman (5,40 poin), dan peralatan listrik (3,77 poin).


Febri menambahkan, kinerja IKI bulan Juli hanya lebih lambat dari bulan Juni. Tetapi lebih baik dibanding bulan lainnya sejak rilis IKI pertama di bulan November 2022. Hal ini ditunjang oleh kondisi ekonomi Indonesia yang membaik.



Responden Pelaku Usaha Yakin Usaha Akan Membaik


Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terjaga pada level optimis di bulan Juni 2023 mencapai 127,1. Kepercayaan pelaku usaha juga dapat dilihat dari realisasi investasi industri pengolahan yang lebih baik pada semester I Tahun 2023, atau meningkat 16,1% dibanding Semester I 2022.


Dilihat dari variabel pembentuknya, seluruh indeks Variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi pada Juli 2023, baik variabel Pesanan Baru, Produksi, maupun Persediaan Produk, dengan peningkatan nilai indeks pada variabel Persediaan Produk dari 50,34 menjadi 50,44 (naik 0,10 poin). Ekspansi Industri Pengolahan di bulan Juli karena pemenuhan terhadap pesanan baru.


“Mayoritas pelaku usaha menyatakan kondisi usaha secara umum di bulan Juli 2023 stabil sebanyak 45,4% naik dibandingkan bulan Juni 2023 dan 32,0% menjawab kondisi kegiatan usahanya meningkat dibanding dengan bulan Juni 2023”, Febri menambahkan.


Pandangan terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan pada bulan Juli tercatat sebesar 66,1% pelaku usaha lebih optimis. Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinan bahwa kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik. Sedangkan 8,7% pelaku usaha masih pesimis dengan kondisi usaha enam bulan ke depan.



Harga Bapok Pengaruhi Pola Konsumsi


Jika melihat nilai IKI per subsektornya, IKI Industri Bahan Galian Bukan Logam terkontraksi karena adanya penurunan pesanan yang didominasi oleh penurunan pesanan dalam negeri. Penurunan penjualan komoditas kaca dan keramik dipengaruhi oleh harga jual yang tidak kompetitif karena biaya logistik masih tinggi. Saat ini, Kemenperin berupaya melakukan business matching untuk meningkatkan penjualan di subsektor ini.

Halaman:

Editor: Administrator Esensi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Terkini

X