Home » Pemerintah Gandeng Investor Eropa Bangun Ekosistem Baterai Mobil Listrik

Pemerintah Gandeng Investor Eropa Bangun Ekosistem Baterai Mobil Listrik

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah menggandeng investor asal Inggris, Swiss dan Belgia untuk mempercepat investasi pengembangan ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia.

“Invesyasi akan dilakukan di Kawasan Industri Hijau Bantaeng, Sulawesi Selatan dan Papua Barat,” jelas  Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, setelah mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (31/05/2023), seperti dilansir dari laman resmi Setkab.

Bahlil mengatakan percepatan investasi ekosistem baterai mobil listrik melibatkan konsorsium dari Eropa dan BUMN.

Dia merinci rencana investasi dari Inggris senilai sekitar 9 miliar dolar AS tersebut melibatkan beberapa perusahaan.

Perusahaan yang bergabung, antara lain Glencore dari Swiss, Envision dari Inggris, serta Umicore dari Belgia.

“Glencore dari Swiss, kemudian Envision dari Inggris, kemudian Umicore dari Belgia,” jelasnya.

Selain itu, dia mengatakan Pemerintah akan melibatkan PT Aneka Tambang (Antam) dan pengusaha nasional di Indonesia. Nilai investasinya sekitar USD9 miliar.

Baterai Listrik Ekspor ke Eropa

Melalui kerja sama dengan Inggris ini, Bahlil mengharapkan nantinya baterai listrik yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri, khususnya Eropa.

Baca Juga  Dikritik Capres, IKN Jadi Sepi Investor. Benarkah?

“Ekspor untuk Eropa. Ini karena Inggris dia akan menjadikan hub untuk Eropa,” tandasnya

Kerja sama ini, jelasnya, harus sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundangan yang berlaku.

Dia mengatakan Presiden Joko Widodo mengarahkan untuk melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri green energy.

Industri energi hijau, paparnya, akan memakai tenaga angin di Sulawesi, di Bantaeng.

“Dan ini segera kita akan lakukan. Kemudian juga adalah tambang nikelnya itu dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan,” ujar Bahlil.

“Intinya adalah harus lewat mekanisme dan dilakukan percepatan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku”.

“Percepatan yang dimaksud oleh Bapak Presiden itu adalah segala sesuatu administrasi proses mekanisme sesuai dengan aturan yang bisa dipercepat, dipercepat,” terangnya.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life