Home » Penerimaan Pajak Masih Tinggi Selama Februari Meski Ada Seruan Tolak Bayar Pajak

Penerimaan Pajak Masih Tinggi Selama Februari Meski Ada Seruan Tolak Bayar Pajak

by Erna Sari Ulina Girsang
1 minutes read
Menkeu Sri Mulyani Indrawati Foto Kemenkeu

ESENSI.TV - JAKARTA

Realisasi penerimaan pajak hingga Februari 2023 masih kuat, meskipun ada seruan untuk tidak membayar pajak untuk merespons gaya hidup mewah pejabat pajak belakangan ini.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan penerimaan pajak di awal tahun ini tergolong sangat baik.

“Di sisi lain, kami tentu tetap waspada meskipun sampai dengan Februari ini sangat bagus karena tadi situasi dunia tidak dalam kondisi yang stabil dan baik,” ujar Menkeu, dalam siaran persnya, Rabu (15/3/2023).

Menkeu menjelaskan penerimaan pajak sampai dengan Februari 2023 masih sangat kuat dengan realisasinya Rp279,98 triliun atau 16,3% dari target APBN 2023, tumbuh 40,35%.

Jumlah ini berasal dari PPh non-Migas sebesar Rp137,09 triliun, PPN dan PPnBM sebesar Rp128,27 triliun, PBB dan pajak lainnya sebesar Rp1,95 triliun, dan PPh Migas sebesar Rp12,67 triliun.

“Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada dua bulan pertama tahun 2023 ini dipengaruhi oleh harga komoditas,” jelas Sri Mulyani dalam keterangan tertulis dari Konferensi Pers APBN Kita di Aula Djuanda Kementerian Keuangan Jakarta, tanggal 14 Maret 2023 lalu.

Baca Juga  OJK Bubarkan Dana Pensiun Sari Husada

Harga Komoditas Masih Tinggi

Harga komoditas, ujarnya, masih lebih tinggi dibandingkan Januari-Februari 2022, aktivitas ekonomi yang terus membaik dan dampak dari implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

Pertumbuhan Neto untuk Jenis Pajak dominan positif.

PPh 21 masih kuat didukung utilisasi dan upah tenaga kerja yang menunjukkan kemampuan perusahaan memberikan tambahan pendapatan kepada pekerjaannya dengan pertumbuhan penerimaannya 21,4%.

PPh OP meningkat 22,3% disebabkan pembayaran PPh Tahunan.

PPh Badan tumbuh 33,8% ditopang tingginya pertumbuhan setoran masa terutama Jasa Keuangan dan Asuransi.

PPN dalam negeri tumbuh baik seiring dengan peningkatan konsumsi dalam negeri dan implementasi UU HPP.

Sementara itu, PPh Final terkontraksi pada bulan Februari karena adanya kebijakan Program Pengungkapan Sukarela pada tahun lalu yang tidak terulang kembali pada tahun ini.

PPh 22 dan PPN impor melambat pada bulan Februari sejalan dengan aktivitas impor yang menurun dibandingkan Januari.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life