Nasional

Peningkatan Kapasitas Kepolisian Tangani Kasus Kekerasan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menegaskan polisi merupakan garda terdepan penanganan kasus kekerasan bagi perempuan dan anak. Untuk itu Menteri PPPA mendukung penuh peningkatan kapasitas dalam penanganan korban oleh kepolisian. Upaya ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berani melapor dan mencegah terjadinya reviktimisasi kepada korban.

“Angka kekerasan layaknya fenomena gunung es, dimana jumlah kejadian yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang terlaporkan. Ini karena penyintas enggan melapor, tidak bisa melapor karena diancam, atau bahkan tidak menyadari bahwa hal yang dilakukan kepadanya termasuk dalam kekerasan karena dinormalisasi oleh orang-orang di sekitarnya. Situasi ini membuat penyintas seringkali mengalami reviktimisasi. Pola pikir seperti inilah yang perlu bersama-sama kita kikis, agar semakin banyak perempuan yang berani melapor dan mendapatkan pertolongan yang dibutuhkannya,” tutur Menteri PPPA pada Pelatihan Polisi Garda Terdepan di Bali dan Lombok untuk Meningkatkan Kualitas Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Kawasan Pariwisata secara daring.

Menteri PPPA menyampaikan peran penting polisi sebagai garda terdepan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi kunci untuk menyelesaikan kasus kekerasan seksual secara cepat, tepat, dan tuntas. Hal itu diharapkan bisa memberikan keadilan bagi korban dan memenuhi hak-hak korban, serta memberikan efek jera bagi para pelaku.

“Saat ini masih banyak kasus kekerasan seksual yang tidak terselesaikan atau berujung damai. Dalam mendorong masyarakat berani melapor, saya berpesan kepada para peserta pelatihan hari ini untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya guna memperkuat pemahaman mengenai prinsip penanganan kasus kekerasan seksual, utamanya mengenai penerapan UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS),” tutur Menteri PPPA.

Menteri PPPA berharap dengan adanya pemahaman mengenai penerapan UU TPKS, pihak kepolisian dapat mendorong perlindungan komprehensif dari hulu hingga ke hilir bagi penyintas kekerasan.

Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) pada 2022 mencatat data kekerasan di Pulau Bali sebanyak 179 kasus, dengan jumlah kasus kekerasan seksual sebanyak 29 kasus. Sementara itu, Pulau Lombok mencatatkan 165 kasus, dengan 38 diantaranya adalah kasus kekerasan seksual.

Editor: Raja H. Napitupulu

Administrator Esensi

Recent Posts

Industri Linting Kertas Sigaret Indonesia Peluang Besar Ekspor

PEMERINTAH terus mendukung upaya industri yang melakukan inovasi dalam meningkatkan daya saingnya dan memperluas pasar.…

39 mins ago

Gunung Ibu Meletus Lagi, Warga Tujuh Desa Dievakuasi

GUNUNG Ibu di Halmahera Maluku Utara meletus lagi hingga dua kali meletus pada Sabtu (18/5),…

1 hour ago

Sri Mulyani Sebut Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju jika Pertumbuhan Ekonomi 6-8 Persen

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, untuk merealisasikan Indonesia sebagai negara maju, ekonomi RI harus…

2 hours ago

Di WWF 2024, Jokowi Minta Prabowo Meneruskan Komitmen RI terhadap Pengelolaan Air Dunia

PRESIDEN Jokowi membuka acara The 10 th World Water Forum 2024 yang digelar di Bali…

2 hours ago

Bertemu di WWF ke-10 Bali, Puan Rahasiakan Hasil Pertemuannya dengan Jokowi

PRESIDEN Joko Widodo menyambut Ketua DPR RI Puan Maharani saat welcoming dinner World Water Forum…

2 hours ago

Sebelas Pemuda yang Pantang Dipandang Setengah Mata

H. M. Nasruddin Anshoriy atau biasa disebut Gus Nas Jogja  adalah seorang budayawan yang juga…

3 hours ago