Home » Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Karyawan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Karyawan

by Erna Sari Ulina Girsang
3 minutes read
Ilustrasi kesehatan mental karyawan di kantor. Foto: Image by Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Tahukah kamu bahwa lingkungan kerja yang buruk menimbulkan risiko terhadap kesehatan mental. Seperti diskriminasi dan ketidaksetaraan, beban kerja yang berlebihan, rendahnya kontrol terhadap pekerjaan dan ketidakamanan kerja.

Akibatnya, data WHO menyebutkan sekitar 15% orang dewasa usia kerja diperkirakan mengalami gangguan jiwa. Sedangkan, jumlah pekerja mencapai 60% dari total populasi dunia.

Secara global, diperkirakan 12 miliar hari kerja hilang setiap tahunnya karena depresi dan kecemasan yang mengakibatkan hilangnya produktivitas sebesar US$ 1 triliun per tahun.

Berikut 4 cara untuk menjaga kesehatan mental para karyawan yang wajib dilakukan oleh perusahaan versi World Health Organization (WHO), dikutip Kamis (9/11/2023).

1. Ciptakan Lingkungan Kerja Sehat

Lingkungan kerja yang aman dan sehat bukan hanya merupakan hak mendasar namun juga dapat meminimalkan ketegangan dan konflik di tempat kerja serta meningkatkan retensi staf, kinerja kerja, dan produktivitas.

Sebaliknya, kurangnya struktur dan dukungan yang efektif di tempat kerja, terutama bagi mereka yang hidup dengan kondisi kesehatan mental, dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menikmati pekerjaannya dan melakukan pekerjaannya dengan baik.

Gangguan misalnya dapat datang dari kehadiran orang di tempat kerja. Di tempat kerja, risiko terhadap kesehatan mental, yang juga disebut risiko psikososial, mungkin terkait dengan konten pekerjaan atau jadwal kerja, karakteristik spesifik tempat kerja, atau peluang pengembangan karier, dan lain-lain.

2. Evaluasi Beban Kerja Secara Berkala

Menjaga kesehatan mental di tempat kerja adalah tentang mengelola risiko psikososial di tempat kerja. WHO merekomendasikan pengusaha melakukan hal ini dengan menerapkan intervensi organisasi yang secara langsung menargetkan kondisi dan lingkungan kerja.

Intervensi organisasi adalah intervensi yang menilai, dan kemudian memitigasi, mengubah atau menghilangkan risiko di tempat kerja terhadap kesehatan mental.

Intervensi organisasi mencakup, misalnya, penyediaan pengaturan kerja yang fleksibel, atau penerapan kerangka kerja untuk menangani kekerasan dan pelecehan di tempat kerja.

3. Pembagian Kerja yang Adil dan Terukur

Risiko terhadap kesehatan mental di tempat kerja dapat juga dapat mencakup kurangnya penggunaan keterampilan atau kurangnya keterampilan untuk bekerja.

Baca Juga  Mitos dan Fakta seputar Kesehatan Mental: Jaga Pikiranmu, Sobat Esensi!

Beban kerja atau kecepatan kerja yang berlebihan, kekurangan staf, jam kerja yang panjang, tidak sosial atau tidak fleksibel, serta kurangnya kendali atas desain pekerjaan atau beban kerja.

Kondisi kerja fisik yang tidak aman atau buruk, budaya organisasi yang memungkinkan terjadinya perilaku negatif dan
terbatasnya dukungan dari rekan kerja atau pengawasan otoriter.

Bisa juga terjadi karena kekerasan, pelecehan atau intimidasi, diskriminasi dan pengucilan, peran pekerjaan yang tidak jelas, serta promosi yang kurang atau berlebihan.

Selain itu, ketidakamanan pekerjaan, gaji yang tidak memadai, atau investasi yang buruk dalam pengembangan karir dan tuntutan rumah/kerja yang saling bertentangan.

4. Sediakan Asuransi dan Ahli Kesehatan Mental

Lebih dari separuh angkatan kerja global bekerja di perekonomian informal tidak memiliki perlindungan peraturan terhadap kesehatan dan keselamatan.

Para pekerja ini sering kali beroperasi di yang tidak aman, bekerja dengan jam kerja yang panjang, memiliki sedikit atau tidak memiliki akses terhadap perlindungan sosial atau finansial, dan menghadapi diskriminasi, yang semuanya dapat mengganggu.

Meskipun risiko psikososial dapat ditemukan di semua sektor, beberapa pekerja lebih mungkin terkena risiko tersebut dibandingkan pekerja lainnya, karena apa yang mereka lakukan atau di mana dan bagaimana mereka bekerja.

Pekerja di bidang kesehatan, kemanusiaan, atau darurat sering kali memiliki pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian buruk, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental.

Orang dengan kondisi kesehatan mental yang parah lebih besar kemungkinannya untuk dikucilkan dari pekerjaan, dan ketika bekerja, mereka lebih besar kemungkinannya mengalami ketidaksetaraan di tempat kerja. Pengangguran juga menimbulkan risiko terhadap kesehatan mental. Pengangguran, ketidakamanan pekerjaan dan finansial, serta kehilangan pekerjaan baru-baru ini merupakan faktor risiko upaya bunuh diri.

Tindakan untuk mengatasi kesehatan mental di tempat kerja harus dilakukan dengan keterlibatan yang berarti dari para pekerja dan perwakilan mereka, serta orang-orang yang mempunyai pengalaman langsung dengan kondisi kesehatan mental.*

Email: ernasarigirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu

#beritaviral
#beritaterkini
​

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life