Ekonomi

Peremajaan Sawit Berjalan Lambat, Menko Perekonomian Dorong Perusahaan Gandeng Petani

Proses peremajaan sawit (replanting) yang sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu berjalan lambat di kawasan perkebunan Indonesia.

Realisasi peremajaan sawit hingga tahun 2022 baru mencapai luas tanam 200.000 hektare. Padahal, ditargetkan seluas 540.000 hektare tahun 2024.

Untuk mempercepat peremajaan sawit, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong perusahaan sawit bemitra dengan petani yang berkebun di sekitar perusahaan, baik petani plasma maupun petani mandiri atau swadaya.

“Untuk mempercepat pencapaian target PSR, Pemerintah membuka akses peremajaan sawit melalui skema kemitraan, yakni kerja sama yang saling menguntungkan antara pekebun dan perusahaan mitra,” ujar Menko Perekonomian, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3/2023), dari sambutannya secara di acara MUNAS XI Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) 2023.

Dia mengatakan kemitraan juga harus disertai dengan pembinaan dan pengembangan yang bersifat saling memperkuat, sehingga ada transger teknologi dari perusahaan kepada petani perkebunan rakyat.

Jaga Produksi Jangka Panjang

Dengan demikian, dia meyakini peremajaan tanaman-tanaman sawit yang tidak produktif lagi dapat segera dilakukan dan akan meningkatkan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya di masa mendatang.

“Sebagai salah satu komoditas strategis nasional, Pemerintah terus berkomiten mendukung sektor perkebunan kelapa sawit salah satunya melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting,” paparym.

Airlangga meyakini pelaksanaan program PSR dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practice (GAP).

Dia meyakini jika diterapkan dengan konsisten, GAP akan meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa harus melakukan pembukaan lahan baru, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pekebun rakyat secara optimal.

Lebih jauh, dia mengatakan jika dibandingkan komoditas kebun lain seperti karet, tebu, kakao atau kelapa, peranan swasta dalam perkebunan sawit lebih dominan.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, perkebunan sawit bisa menyerap secara langsung 16 juta tenaga kerja baik yang kerja langsung di kebun maupun yang mensupport.

“Perusahaan kelapa sawit juga mampu meningkatkan nilai tambah produk dan berkontribusi besar pada penerimaan devisa non migas di tahun 2022 sebesar 12,76%,” jelas Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto.*

Email Penulis: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

7 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

8 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

10 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

10 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

10 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

11 hours ago