Home » Pertama Kalinya, Pengobatan Kanker Otak dengan Kemoterapi Ultrasound

Pertama Kalinya, Pengobatan Kanker Otak dengan Kemoterapi Ultrasound

by Arti Sukma Lengkawati
1 minutes read
Ilustrasi sel kanker. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Seorang anak yang memiliki tumor otak dan tidak dapat dibedah, menjalani kemoterapi pertama di dunia dengan menggunakan ultrasound.

Ultrasound terfokus merupakan sebuah pendekatan inovatif dan non invasif yang memungkinkan kemoterapi secara lebih efektif langsung ke tumor

Pada awal pengobatan, dokter menggunakan teknologi ultrasound terfokus untuk membuka sementara bagian otak tersebut dengan gelombang suara, yang memungkinkan obat masuk dan mengobati tumor.

Adapun penyakit yang dilakukan terapi adalah penyakit yang disebut Diffuse Intrinsic Pontine Glioma (DIPG) dan merupakan tumor otak paling umum pada anak di bawah usia 15 tahun.

Direktur Sunnybrook’s Harquail Centre for Neuromodulation, Nir Lipsman

Prosedur medis yang dilakukan selama uji klinis di Rumah Sakit SickKids and Sunnybrook Health Sciences Centre Toronto, diharapkan akan menghasilkan pengobatan yang lebih baik untuk tumor otak terminal pada anak.

Kendala dalam penanganan atau bedah tumor otak adalah bagian yang disebut sawar darah-otak, yakni jaringan sel pelindung yang dapat menghalangi dokter menjangkau dan mengobati area-area di otak, menurut para dokter.

Baca Juga  First Lady Jill Biden Jalani Operasi Kanker Kulit

“Kami berharap supaya penelitian lanjutan ini akan mendekatkan kami ke pengobatan yang lebih baik guna membantu mengubah arah penyakit,” ujarnya.

“Pengobatan DIPG saat ini terbatas pada radiasi, yang dapat memperlambat perkembangan tumor untuk jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek jangka panjang,” kata direktur Arthur and Sonia Labatt Brain Tumour Research Centre, Dr. James Rutka.

Teknologi ultrasound terfokus adalah strategi pengiriman obat yang menjanjikan, yang membantu kami menerobos sawar darah-otak dengan cara baru. Uji coba ini akan membantu kami membuat jalur pengobatan baru dan inovatif bagi anak-anak penderita DIPG.

Studi lebih lanjut akan dilakukan dengan melibatkan 10 pasien DIPG yang berusia 5 sampai 18 tahun.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life