Home » Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 Sepakat Lakukan Ini

Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 Sepakat Lakukan Ini

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - KOREA SELATAN

Para Menteri Keuangan  dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 sepakat untuk memperkuat dialog kebijakan. Komitmen bersama ini mengenai perkembangan terkini dan prospek ekonomi global dan regional. Serta  respons kebijakan terhadap risiko dan tantangan ke depan.

Juru Bicara Kemenkeu, Yustinus Prastowo mengatakan itu dalam keterangan resminya Selasa (2/5/2023).

Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Negara ASEAN+3 tersebut sepakat untuk memperkuat kerja sama keuangan regional. Yakni melalui inisiatif di bawah Regional Financing Arrangements (RFA) Future Direction, Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM).

AMRO, Asian Bond Markets Initiative (ABMI), Disaster Risk Financing (DRF), dan ASEAN+3 Future Initiatives termasuk pembiayaan infrastruktur.

Kemudian, kajian studi pada fasilitas nonpembiayaan, pembiayaan risiko bencana (DRF), serta kajian studi beberapa tema strategis atas Digitalisasi Keuangan, keuangan berkelanjutan. Utang korporasi, utang rumah tangga, dan Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction/LCT).

“Komitmen tersebut merupakan hasil kesepakatan dari Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3, yang diadakan 2 Mei 2023 di Incheon, Korea Selatan,” jelasnya.

Pertemuan itu diselenggarakan di bawah mitra keketuaan (co-chairmanship) Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, dan Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda. Presiden Asian Development Bank (ADB). Kemudian, Direktur ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) ASEAN+3, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Secretariat.

“Deputi Managing Director of the International Monetary Fund (IMF) juga hadir dalam pertemuan tersebut,” jelas Yustinus.

Baca Juga  Masa Jabatan 17 Gubernur Bakal Berakhir Tahun Ini, Siapa Saja?

Indonesia Harus Tetap waspada

Menkeu menyampaikan, pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 yang kuat sebesar 3,2% pada tahun 2022. Terlepas dari efek pandemi COVID-19 yang masih ada dan konflik Rusia-Ukraina yang meningkat menjadi krisis.

Sementara gejolak sektor perbankan baru-baru ini di AS dan Eropa memiliki dampak rambatan yang terbatas di kawasan ASEAN+3.

“Begitupun Indonesia harus tetap waspada. Ke depan, di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6% pada tahun 2023. Hal itu dipacu oleh permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan,” ujar Sri Mulyani.

Sementara Gubernur BI Perry Warjiyo menyoroti adanya tantangan saat ini dan ketergantungan yang besar pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional.

Penyelesaian investasi dapat meningkatkan kerentanan dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3. Karena itu, ASEAN+3 perlu berinovasi untuk dapat menjaga stabilitas, di tengah inflasi yang masih tinggi.

Gubernur Perry menekankan pentingnya memperkuat dan meningkatkan kerja sama di antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran. Dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi.

Berkaitan dengan hal tersebut, AFMGM+3 menyambut baik dan mengakui perkembangan kajian sistem pembayaran lintas batas di ASEAN+3.

Khususnya mengenai penguatan transaksi mata uang lokal (Local Currency Transactions–LCT) dalam pembahasan Isu Tematik ASEAN+3. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life