Home » Pertumbuhan Ekonomi Januari – Maret 2023 Diperkirakan 4,92%

Pertumbuhan Ekonomi Januari – Maret 2023 Diperkirakan 4,92%

by Erna Sari Ulina Girsang
1 minutes read
ilskota

ESENSI.TV - JAKARTA

Pertumbuhan ekonomi Januari hingga Maret 2023 diperkirakan akan mencapai 4,92% dari periode yang sama tahun lalu (yoy).

Sedangkan, sepanjang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan berkisar antara 4,9% hingga 5%.

Pertumbuhan ekonomi Triwulan I/2023 akan mencapai 4,92%, atau di kisaran 4,89% hingga 4,95%,” jelas Teuku Riefky, ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Kamis (4/5/2023).

Dalam laporan Seri Analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlook, Teuku Riefky mengatakan angka ini didukung oleh sejumlah indikator ekonomi Indonesia.

Pemerintah, jelasnya, telah berhasil menurunkan defisit anggaran di bawah 3% dari PDB pada tahun 2022, yaitu 2,38% PDB.

Penurunan defisit APBN, jelasnya, bahkan lebih cepat dari yang diamanatkan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2020.

Selain itu, tingkat inflasi telah berhasil turun menjadi 4,97% (yoy) pada Maret 2023 dari
titik puncak 5,95% (yoy) pada September 2022.

Inflasi kemungkinan akan kembali ke target BI sebesar 3% plus minus 1% pada bulan September tahun ini setelah low base effect menghilang.

Dari sisi eksternal, perdagangan barang terus mencatatkan surplus pada Triwulan-I 2023 seiring berlanjutnya pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor.

Baca Juga  Neraca Perdagangan Juni 2023 Surplus USD3,45 Miliar, Terbesar dari India

Pertumbuhan tahunan neraca perdagangan terutama disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi RRT.

“Berlanjutnya surplus neraca perdagangan barang serta membaiknya aliran modal masuk telah memperkuat sektor eksternal,” terangnya.

Neraca Perdagangan Lewat Batas Commodity Windfall

Namun, neraca perdagangan Indonesia telah melewai akhir dari commodity windfall.

Penurunan harga komoditas dapat menurunkan surplus perdagangan Indonesia di tahun 2023 karena ekspor masih bergantung pada bahan mentah dan komoditas.

Estimasi penurunan surplus perdagangan ini, sebagian telah tercermin dalam surplus perdagangan yang lebih rendah pada Triwulan-I 2023, dibandingkan dengan surplus di Triwulan-IV 2022 karena turunnya baik ekspor maupun impor.

Mengingat harga komoditas yang terus turun dan prospek ekonomi global yang suram, Indonesia mungkin tidak tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di akhir tahun 2022.

Sementara mayoritas negara lainnya dalam kondisi ekonomi yang tertekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengesankan telah mendorong sentimen optimis bisnis dan rumah tangga memasuki 2023.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life