Categories: Teknologi

Potensi Pati jadi Pembuatan Material Bioplastik

Plastik yang banyak beredar saat ini adalah plastik sintetis yang berasal dari minyak mentah dan gas alam. Plastik sulit terdegradasi (non-biodegradable), karena bukan berasal dari senyawa biologis.

Untuk dapat terurai dengan sempurna, plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun. Maka dari itu, penggunaan plastik dan permasalahan limbah plastik butuh penanganan yang serius.

Pada umumnya, penanganan limbah plastik dapat dilakukan secara kuratif dan preventif. Penanganan limbah secara kuratif dilakukan melalui proses daur ulang, sedangkan secara preventif dilakukan dengan pengembangan material alternatif berupa bioplastik.

Salah satunya adalah Thermoplastic Starch (TPS) sebagai material bioplastik pengganti material berbasis minyak bumi. Saat ini, penggunaan TPS masih memiliki beberapa kelemahan, antara lain sensitif terhadap air dan kelembaban serta sifat mekanik dan termal yang rendah.

Muhammad Ghozali dalam disertasinya di Program Doktor Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Pati Aren dan Limbah Cair Tapioka Sebagai Bioplastik Untuk Kemasan Fleksibel” membahas tentang pengolahan TPS dari Pati.

Dia mengemukakakn, TPS dapat dibuat dari pati yang berasal dari padi, jagung, gandum, kentang dan singkong. Namun, sumber pati tersebut bersinggungan dengan sumber pangan utama masyarakat, sehingga perlu diteliti lebih lanjut alternatif sumber pati alami lain yang tidak mempengaruhi ketahanan pangan Indonesia. Dalam penelitiannya, Muhammad Ghozali menggunakan pati aren (arenga pinnata) sebagai sumber pati alternatif.

“Untuk mengatasi kelemahan TPS, dapat dilakukan dengan modifikasi kimia pati, penambahan penguat dan pencampuran dengan biopolimer. Modifikasi kimia pati dapat dilakukan dengan metode oksidasi, penambahan penguat dapat dilakukan dengan serat selulosa. Sedangkan dengan polimer lain dapat dilakukan dengan poliasam laktat, atau dalam penelitian saya menggunakan selulosa bakteri dari limbah cair tapioka,” ujar Muhammad Ghozali.

Modifikasi TPS yang dilakukan oleh Muhammad Ghozali menunjukkan peningkatan densitas, kekuatan tarik, viskositas dan ketahanan thermal. Kombinasi metode modifikasi TPS secara in situ, penambahan aditif Nata de Cassava dan penambahan PolyLatctic Acid (PLA) secara bersamaan akan semakin meningkatkan sifat mekanik secara signifikan dan meningkatkan ketahanan termal biokomposit yang dihasilkan.

“Dari hasil penelitian Dr. Muhammad Ghozali, dapat dilihat bahwa pemanfaatan pati aren sebagai sumber pati baru sangat potensial dalam pembuatan TPS. Biokomposit yang dihasilkan pada penelitian ini sangat berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti plastik sekali pakai. Diharapkan, kedepannya penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam untuk mengatasi kelemahan pati termoplastik dalam pengembangan material alternatif pengganti plastik konvensional berbasis minyak bumi,” kata Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU terkait penelitian ini.

 

Editor: Darma Lubis

Agita Maheswari

Share
Published by
Agita Maheswari

Recent Posts

Ini Fakta yang akan Membuat Kamu Tertarik Soal Planet Mars

Bumi dikenali sebagai planet ke 3 di tata surya kita. Namun, apakah Sobat Esensi tau…

57 mins ago

Wahh Keren… Restoran NUSA Diminati Warga California

Restoran NUSA yang merupakan UMKM rintisan diaspora Indonesia diminati warga San Francisco, Amerika Serikat. Restoran…

3 hours ago

Pemprov Jakarta Kaji Aturan Lulusan SD-SMA Dilarang Datang ke Jakarta

DINAS Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta mencatat profil pendatang yang masuk ke Jakarta selama…

3 hours ago

Fakta Menarik Mengenai Bulan? Ini Dia

Bulan telah memikat imajinasi manusia sepanjang sejarah, dan di balik pesonanya terdapat fakta menarik yang…

4 hours ago

Golkar Resmi Usung Petahana Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jawa Timur

PARTAI Golkar resmi akan mengusung Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak pada Pilgub Jawa Timur.…

4 hours ago

Waww… Warga Indonesia Nonton Film Korea 1,5 – 3 Jam per Hari

Budaya Korea yang semakin mendunia, mendorong warga Indonesia untuk menonton film dan drama Korea selama…

5 hours ago