Home » Prabowo: Saya Ingin Rakyat Bermartabat dan Kemiskinan Hilang dari Indonesia

Prabowo: Saya Ingin Rakyat Bermartabat dan Kemiskinan Hilang dari Indonesia

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Bacapres 2024-2029 Prabowo Subianto dalam acara Mata Najwa on Stage: Bacapres Bicara Gagasan, di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Selasa (19/9/2023). Foto: Tangkap layan siaran langsung di narasi tv

ESENSI.TV - YOGYAKARTA

Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto mengatakan keinginan dasar yang ingin dia capai adalah semua rakyat bermartabat dan kemiskinan hilang dari bumi Indonesia.

Hal ini disampaikannya dalam acara Mata Najwa on Stage: Bacapres Bicara Gagasan, di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Selasa (19/9/2023).

“Jadi kalau saya ingin, sebelum meninggal, saya ingin melihat Indonesia menjadi negara yang bermartabat, negara terhormat”.

“Saya ingin, lihat tidak ada kemiskinan di republik Indonesia, saya ingin lihat anak-anak Indonesia senyum, gembira, orang tuanya gembira”.

“Saya ingin kalau pakai sabun, rakyat Indonesia pakai sabun produksi Indonesia, sepeda motor, sepatu, parfum, semua buatan Indonesia,” sambungnya.

“Kita tidak ingin bangsa saya dihina terus, saya ingin bangsa saya terhormat, berdiri di atas kaki bangsa sendiri,”  tegas Prabowo Subianto yang dicalonkan oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilpres 2024.

Dia mengatakan keinginan dasar ini ketika diminta melihat ke cermin di atas panggung di acara tersebut dan melakukan relfeksi.

Prabowo mengatakan dia lahir tahun 1952, setelah enam tahun Indonesia merdeka atau satu tahun setelah penyerahan kedaulatan ke Indonesia oleh penjajah tahun 1950.

“Karena kita harus perang. Penjajah nggak mau pergi, kita harus perang, makanya meski sudah merdeka, penyerahan kedaulatan dilakukan tahun 1950,” jelasnya.

Baca Juga  PJ Musra Relawan Jokowi Ajukan 3 Nama Capres: Ganjar, Prabowo dan Airlangga Hartarto

Indonesia Pernah Dijajah dan Dihina

Dia menceritakan waktu dirinya berusia berusia 22 tahun, 23 tahun dan 24 tahun. Dia membawa anggotanya berenang di kolam renang Manggarai.

“Waktu saya di situ, saya lihat ada dinding dari marmer tapi dipenuhi lumut. Jadi saya minta lumut itu dibersihkan, ternyata di situ ada tulisan berbahasa Belanda. Artinya anjing dan pribumi di larang masuk ke dalam kolam berenang”.

“Itu tahun 1975 saya baca. Jadi adek-adek sekalian, dulu kita dijajah, kita dibantai, kita diperbudak, kita dimiskinkan dan kita dianggap lebih rendah dari anjing”.

“Anda minta saya refleksi, saya pernah hidup di tengah orang Eropa, saya ingat saya waktu itu satu-satunya warga yang tidak kulit putih”.

“Tiap hari saya diejek guru saya, saya dibilang bangsa monyet, ini itu, Prabowo your people living on trees, saya sekolah dibeberapa negara, selalu dibilang begitu. Rakyatmu tinggal di pohon, saya mengalami,” ujarnya.

Untuk itu, dia mengatakan Indonesia harus menjadi bangsa, negara dan rakyat bermartabat di mata dunia.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Naipitupulu

#beritaviral
#beritaterkini

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life