Home » Prof Emil Salim: Saya Tolak Penghargaan CHA Karena Hati Nurani

Prof Emil Salim: Saya Tolak Penghargaan CHA Karena Hati Nurani

by Lala Lala
2 minutes read
Emil Salim

ESENSI.TV - JAKARTA

Mantan Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Prof. Emil Salim menolak penghargaan Climate Hero Award (CHA) karena alasan hati nurani.

“Ini bukan persoalan menerima atau menolak penghargaan. Ini persoalan hati nurani. Mohon maaf bila saya menolak,” ujar dia saat pemberian penghargaan CHA yang disampaikan oleh Ketua Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, pada acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 (INZS 2023), di Jakarta, Sabtu (24/06/2023).

Prof. Emil mengungkapkan, bahwa setiap pihak perlu menyiapkan diri menghadapi dunia lain. Namun mengingat usianya sudah berlanjut, Prof. Emil meminta diri dan memohon maaf karena pernah memimpin Lingkungan Hidup (LH), namun gagal melaksanakan tugas.

“Dan saya terpaksa meminta diri pada semua dengan kata maaf bahwa bila pernah memimpin LH selaku menteri atau selaku NGO tetap gagal melaksanakannya. Saya rasa tidak patut menerima penghargaan ini,” papar dia.

Ia mengatakan, dirinya menghargai niat pemberian penghargaan tersebut. Namun hati nuraninya menolak pemberian itu.

“Saya hargai maksudnya, namun hati nurani berkata: Perjuangan mengatasi krisis lingkungan memerlukan gerak kita semua dengan semangat yang lebih baru dari yang pernah kita alami kemarin. Dan saya sedang mencari jalan, apa cara baru itu?” terang Prof. Emil.

Berani Mengakui Ketidakberhasilan

Ia juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk NGO, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, karena tidak berhasil mencapai cita-cita melakukan konversi perubahan iklim.

Baca Juga  Perubahan Iklim Semakin Terasa, Masyarakat Diajak Galakkan Menanam Pohon

“Sementara itu, kepada bangsa, kepada tanah air, kepada teman-teman NGO, Lembaga Swadaya Masyarakat yang membantu saya. Saya mohon maaf, bahwa kita tidak berhasil mencapai cita–cita di dalam konvensi perubahan iklim dan konvensi biodiversity. Terima kasih. Supaya Tuhan melindungi tanah air kita,” tutup Prof. Emil.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Muhammad Baiquni menilai, bahwa penolakan tersebut menunjukkan sikap teladan Prof. Emil Salim bagi setiap akademisi di Indonesia.

“Suri tauladan Prof Emil Salim akademisi par aktivis,” katanya.

Dinilai Tekun Mengadvokasi Aksi Iklim

Sebelumnya, Prof. Emil Salim ditarget sebagai salah seorang penerima penghargaan Climate Hero Award. Pemberian penghargaan diserahkan pada acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 (INZS 2023).

“Prof. Emil terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan Climate Hero Award. Alasannya, karena kepemimpinan dan ketekunan yang secara terus menerus Prof. Emil lakukan dalam mengadvokasikan aksi iklim yang konkrit, ambisius, dan progresif,” ujar Dino Patti Djalal.

Dino menjelaskan, penganugerahan Climate Hero Award oleh FPCI ditujukan kepada  tokoh-tokoh dan kelompok masyarakat yang berjasa. Khususnya, dalam memperjuangkan ambisi, komitmen, dan aksi iklim Indonesia.

”Melalui Climate Hero Award, FPCI ingin menghargai kepemimpinan dan ketekunan para tokoh dalam advokasi aksi iklim yang ambisius dan progresif. Dan juga merupakan pengakuan tertinggi terhadap kontribusi signifikan para tokoh untuk Indonesia dan masa depan emisi nol bersih,” ungkap Dino.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life