Home » Rupiah Melemah 0,89% ke Level 15.154 per USD Selasa 17 Januari

Rupiah Melemah 0,89% ke Level 15.154 per USD Selasa 17 Januari

by Erna Sari Ulina Girsang
1 minutes read
rupiah

ESENSI.TV - JAKARTA

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat antar-bank di pasar valuta asing Indonesia atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terdepresiasi 0,89 persen hari ini, Selasa (17/1/2023).

Data Bank Indonesia menunjukkan Jisdor pada perdagangan hari ini di level Rp15.154 per dolar AS, sedangkan pada hari sebelumnya, Senin (16/1/2023), Jisdor masih di posisi Rp15.019 per dolar AS.

Analis dan penasehat investasi D’Origin, Louisa Rahardjo, mengemukakan pelemahan rupiah terjadi di tengah rencana bank sentral Amerika Serikat menaikan suku bunga acuan simpanan, meskipun ada sinyal akan dilakukan lebih perlahan dan bertahap.

Dia menambahkan penguatan nilai tukar dolar AS tidak hanya menekan Rupiah, tetapi juga harga logam mulia. Mengutip data Bloomberg, dia mengatakan harga emas kembali ke level support USD1.900 per ounce hari ini.

Harga minyak, tambahnya, berfluktuasi karena pasar menunggu laporan negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak Bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk mengetahui prakiraan produksi dan permintaan.

Sementara itu, untuk aluminium, jelasnya, pelaku pasar mencermati dampak kenaikan produksi China tahun 2022 sebesar 4,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi 40,21 juta ton. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah produksi aluminium China.

Baca Juga  Gubernur BI Ingatkan Konflik Geopolitik Bisa Berdampak Negatif Bagi Ekonomi Domestik

Sedangkan, gas alam di AS memperpanjang kenaikan harga karena perkiraan permintaan yang lebih tinggi dibandingkan angka perkiraan sebelumnya. Kenaikan harga juga dipengaruhi oleh musim dingin.

“Selain itu, harga gas alam juga meningkat karena belum ada kepastian pabrik ekspor gas alam cair Freeport di Texas, Amerika Serikat akan berproduksi normal karena masih dalam kondisi pemadaman tujuh bulan,” jelas Louisa.

Namun, dia menilai setiap kenaikan harga yang signifikan, kemungkinan besar tidak akan berlanjut jika musim dingin berakhir dan pusat-pusat produksi kembali bekerja secara normal dan mulai meningkatkan produksinya.

“Produksi gas alam AS diperkirakan akan tumbuh lebih dari 2% tahun ini ke rekor rata-rata harian 100,3 miliar kaki kubik,” jelas Louisa, mengutip data dari Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat. *

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

.

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life