Home » Rusia Sebut 89 Militernya Tewas Akibat Serangan Ukraina, Ternyata Ini Pemicunya

Rusia Sebut 89 Militernya Tewas Akibat Serangan Ukraina, Ternyata Ini Pemicunya

Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan jumlah militer yang tewas akibat serangan roket Ukraina menjadi 89 tentara.

by vera bebbington
2 minutes read
Ilustrasi Rusia/dok. Pexels

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan jumlah militer yang tewas akibat serangan roket Ukraina baru-baru ini bertambah menjadi 89 tentara dari klaim sebelumnya 63 personel.

Serangan Ukraina itu menargetkan sebuah sekolah yang menampung tentara Rusia di Makiivka, wilayah Donetsk yang diduduki Rusia. Pemerintah Rusia menyatakan serangan itu terjadi juga dipicu karena ada titik koordinat yang terungkap akibat kelalaian penggunaan telepon seluler (ponsel) yang tidak sah oleh pasukannya.

Sementara itu, pemerintah Ukraina mengklaim bahwa sekitar 400 tentara Rusia tewas dalam serangan rudal pada menit-menit pertama Hari Tahun Baru pada Minggu (1/1/2023).

Pihak Moskow sebelumnya menyatakan bahwa 63 tentara Rusia tewas. Pengakuan awal 63 orang tewas ini sangat tidak biasa karena itu menandai hilangnya nyawa paling signifikan dari satu serangan yang dikonfirmasi oleh Moskow sejak dimulainya invasi Ukraina sejak Februari 2022.

“Jumlah tentara kami yang tewas telah mencapai 89 orang,” kata Letnan Jenderal Sergey Sevryukov dalam pernyataan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu pagi (4/1/2023), dilansir Aljazeera.

“Korban tewas bertambah setelah mayat tambahan ditemukan di bawah reruntuhan di kota Makiivka,” katanya.

Dia mengatakan penggunaan ponsel oleh tentara Rusia adalah penyebab serangan itu. “Sudah jelas bahwa alasan utama dari apa yang terjadi adalah pengaktifan dan penggunaan besar-besaran ponsel—bertentangan dengan larangan—oleh para personel kami di zona jangkauan senjata musuh,” urainya.

Baca Juga  Paus Fransiskus Kembali Serukan Perang Ukraina Diakhiri

“Faktor ini memungkinkan musuh melacak dan menentukan koordinat lokasi tentara untuk serangan rudal.”

Serangan dahsyat terhadap sebuah sekolah kejuruan yang diubah menjadi markas militer ini telah memicu kemarahan di kalangan nasionalis Rusia dan beberapa legislator yang kembali mempertanyakan strategi militer para komandan Moskow di Ukraina.

Dalam sebuah unggahan di aplikasi perpesanan Telegram, Igor Girkin, mantan petugas Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang berperan penting dalam memulai perang awal tahun 2014 di wilayah Donbas, mengatakan bahwa amunisi dan peralatan militer telah disimpan di gedung-gedung yang menampung pasukan tersebut.

Girkin menyalahkan para jenderal Rusia yang “tidak bisa dilatih” atas kekalahan tersebut. Kemarahan di media sosial lebih ditujukan kepada komandan militer Rusia daripada Presiden Vladimir Putin.

Institute for the Study of War mengatakan bahwa para blogger militer yang pro-Rusia juga mengabaikan penjelasan soal ponsel sebagai “kebohongan” dan menuduh para komandan Rusia “lalai secara kriminal” karena gagal membubarkan pasukannya dalam kelompok-kelompok kecil yang jauh dari garis depan. .

“Kegagalan militer yang begitu besar akan terus memperumit upaya Putin untuk menenangkan komunitas pro-perang Rusia dan mempertahankan narasi dominan di ruang informasi domestik,” kata institut tersebut.

*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life