Home » Wapres Lakukan Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal

Wapres Lakukan Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Pelaksanaan Salat Idulfitri 1 Syawal 1444 H di Masjid Istiqlal dipadati lebih dari 200 ribu jemaah atau fullhouse, Sabtu (22/4/2023). Tepat pukul 07.00 WIB, Salat Id secara berjamaah dimulai, dipimpin Imam Rawatib Masjid Istiqlal Ahmad Muzakkir Abdurrahman.

Adapun yang bertindak sebagai Bilal ialah Saiful Anwar. Sementara khatib yang bertugas adalah Prof. Asep Saepudin Jahar, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Turut mengumandangkan takbir, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Tampak hadir Ibu Wury Ma’ruf Amin, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi. Jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, serta jajaran duta besar negara sahabat.

Khutbah membahas tema “Idul Fitri Momentum Menebar Maaf untuk Kerukunan Umat”.

“Kita pasti punya kesalahan atau khilaf yang membuat orang lain tersinggung atau terluka. Kesalahan itu bisa terjadi antara anak dengan orang tua. Antara pemimpin dan rakyat, antara guru dan murid, serta antara suami dan istri,” ujar Asep dalam khutbahnya.

Fanatisme Buat Masyarakat Terpecah

Asep menuturkan tiga hal yang membuat seseorang akan diringankan hisabnya dan dimasukkan ke surga oleh Rahmat Allah berdasarkan hadist Rasulullah.

Baca Juga  Cegah Stunting, Wapres: Bantuan Harus Tepat Sasaran dan Tidak Tumpang Tindih

Tiga hal tersebut adalah, engkau memberi kepada orang yang tidak pernah memberimu. Memaafkan orang yang telah menzalimimu, serta menyambung silaturahmi kepada kerabat yang telah memutus silaturahmi kepadamu.

Selanjutnya, Asep mengatakan bahwa keunggulan utama manusia dalam keragaman adalah mampu hidup rukun dan saling menghargai.

“Kerukunan dan kedamaian akan terhalang jika fanatisme tumbuh subur di masyarakat. Fanatisme muncul bila kita melihat sesuatu hanya hitam dan putih. Cara pandang sempit yang hanya menganggap kelompok kita yang paling benar, serta menganggap pihak lain salah, rendah, bahkan sesat,” jelas Asep.

Fanatisme ini, kata Asep, membuat masyarakat terpecah belah dan melahirkan eksklusifisme. Yaitu mengasingkan diri dari kebersamaan dan keragaman, serta dangkal dalam melihat perbedaan dan keragaman.

“Semoga ibadah puasa yang kita kerjakan mendapat ridho Allah, dan kita selalu menjaga keharmonisan dalam keragaman. Aamiin,” tutup Asep. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life