Home » Satgas Pangan Polri Lihat Adanya Kecurangan Penyebab Harga Pangan Naik

Satgas Pangan Polri Lihat Adanya Kecurangan Penyebab Harga Pangan Naik

by Junita Ariani
2 minutes read
Kepala Satuan Tugas atau Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan mengatakan, saat ini, terdapat lonjakan harga pada beberapa produk pangan

ESENSI.TV - JAKARTA

Kepala Satuan Tugas atau Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan mengatakan, saat ini, terdapat lonjakan harga pada beberapa produk pangan, terutama gula putih. Namun, diharapkan kebutuhan ini dapat terpenuhi melalui impor dalam waktu dekat.

Whisnu Hermawan juga mengatakan, dari pantauan Satgas Pangan telah melihat adanya tren atau pola tertentu dalam pelanggaran terhadap keamanan pangan.

“Terjadi peningkatan harga pangan yang dipicu oleh beberapa pelaku usaha yang melakukan tindakan yang merugikan konsumen,” kata Whisnu Hermawan.

Ia mengatakan itu dalam pemaparannya di salah satu stasiun tv swasta nasional, Selasa (2/4/2024) di Jakarta dengan tema “Stok Pangan Aman Ramadan dan Lebaran”.

Beberapa pelanggaran yang ditemui Satgas Pangan adalah pencampuran beras untuk meningkatkan kualitas, gudang yang tidak mengeluarkan stok dengan tepat waktu. Dan, pencampuran bahan pokok dengan bahan yang tidak higienis.

“Pihak berwenang memberikan himbauan kepada pelaku usaha. Namun tindakan tegas akan diambil jika diperlukan untuk memastikan ketersediaan pangan yang aman bagi masyarakat,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Whisnu juga mengatakan, salah tantangan utama dalam stok pangan adalah kelangkaan bahan pangan. Seperti beras, minyak goreng, dan bahkan bawang putih.

Dikatakan Brigjen Whisnu, kekurangan ini disebabkan gangguan cuaca seperti fenomena El Niño atau La Niña yang memengaruhi produksi pertanian, menyebabkan penurunan produksi.

Selain itu, impor juga menjadi bagian penting dalam memenuhi kebutuhan nasional terutama untuk bahan pokok seperti bawang putih dan gula putih.

Hambatan terjadi ketika stok nasional kurang memadai atau terhambat, sehingga mempengaruhi pasokan makanan.

Baca Juga  Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Pengamat: Perlu Kajian Akademik

“Pemerintah terus memantau dan berkomunikasi dengan pihak terkait. Seperti dari perdagangan, serta mengirimkan tim untuk memantau kondisi di lapangan, termasuk di wilayah terpencil seperti Aceh, Jambi, dan Papua,” jelasnya.

Pastikan Beras Tersedia di Pasar

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan I Gusti Ketut Astawa menjelaskan upaya untuk menstabilkan harga bahan pokok, khususnya harga beras.

Pertama, kata Gusti, dipastikan bahwa stok beras sangat mencukupi sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Kedua, terjadi relaksasi harga beras premium dari Rp18.000 menjadi Rp14.900 di zona 1. Ini, menandakan penurunan harga sebesar Rp3.000 sampai Rp3.500.

Dikatakan Gusti, mayoritas beras premium sudah sesuai dengan harga tertinggi yang ditetapkan. Meskipun harga beras medium masih relatif tinggi, secara prinsip sudah turun sekitar 1000 rupiah.

Gusti berharap penurunan akan terus terjadi dengan adanya panen bulan April dan Mei, dengan harga gabah sudah menunjukkan penurunan.

“Pemerintah memastikan bahwa beras medium dan premium tersedia di ritel modern dengan harga yang wajar. Pemerintah juga akan menjaga harga di tingkat petani agar tidak turun di bawah Rp5.000 agar petani tetap nyaman dalam melakukan produksi,” jelasnya.

Dikatakannya, strategi impor menjadi opsi terukur. Di mana impor akan dilakukan saat cadangan pangan sudah cukup dan panen dalam negeri sudah berlangsung. Importasi akan dipertimbangkan dengan memperhatikan produksi dalam negeri. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life