Home » Sebesar 68 Persen Produksi Gas Nasional Diserap Domestik

Sebesar 68 Persen Produksi Gas Nasional Diserap Domestik

by Junita Ariani
2 minutes read
Dua Cara yang akan Dilakukan Pertamina untuk Capai NZE 2060/Pertamina

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebesar 68% produksi gas nasional diserap pasar domestik. Industri dan ketenagalistrikan menjadi sektor terbesar penyerap gas bumi dalam mendukung program gasifikasi ketenagalistrikan.

Direktur Pembinaan Program Migas, Kementerian ESDM, Mustafid Gunawan mengatakan, sumber gas Indonesia cukup besar. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat. Sementara persentase ekspor gas Indonesia mengalami penurunan secara bertahap sejak 2012.

Dijelaskannya, beberapa keuntungan menggunakan gas, antara lain mengurangi impor minyak untuk menjaga neraca perdagangan. Memberikan kontribusi nilai tambah dan multiplier effect bagi ekonomi rakyat di daerah.

Selanjutnya, mengoptimalkan penggunaan gas untuk rumah tangga. Memenuhi komitmen Paris Agreement, serta pemenuhan target bauran energi dalam Kebijakan Energi Nasional.

Keberhasilan program gasifikasi kelistrikan, lanjut Mustafid, ditentukan oleh beberapa faktor utama, antara lain dukungan Pemerintah, ketersediaan infrastruktur dan biaya logistik.

“Program ini juga meningkatkan konektivitas infrastruktur gas di kawasan timur Indonesia dan mendukung keamanan energi. Ini sangat cocok untuk karakteristik geografisnya yang terdiri dari banyak kepulauan,” jelasnya dikutip dari siaran pers, Sabtu (8/4/2023).

Sumber Gas Cukup Banyak

Mustafid menjelaskan, peran gas menjadi semakin krusial saat ini untuk mendukung ketahanan energi dan perubahan iklim mengingat emisi gas lebih kecil dibandingkan batu bara maupun minyak bumi.

Baca Juga  Kementerian ESDM Ungkap Tantangan Berat Penyediaan Tenaga Listrik

Sumber gas Indonesia yang cukup banyak ini, kata dia, membuat Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan produksi gas dari lapangan yang ada. Pengembangan migas konvensional dan non konvensional, workover dan EOR.

Berdasarkan Neraca Gas Tahun 2023-2032, produksi gas Indonesia akan mengalami penurunan jika hanya mengandalkan lapangan yang ada.

Karena itu, Pemerintah mendorong pengembangan lapangan-lapangan migas yang potensial. Secara umum, dengan memperhitungkan pasokan dari proyek-proyek migas, produksi gas akan meningkat signifikan tahun 2032.

Sementara untuk LNG, Indonesia masih berpeluang menghasilkan LNG yang signifikan hingga tahun 2035.

“Dalam beberapa tahun ke depan, ada beberapa kargo LNG Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung transisi energi,” urai Mustafid.

Dikatakannya, terdapat 47 lokasi gasifikasi pembangkit listrik dengan total volume kebutuhan LNG sebesar 282,93 BBTUD.

“Dari 47 lokasi ini, sebanyak 24 pembangkit berstatus operasi. 3 pembangkit berstatus pengadaan dan konstruksi dan 20 pembangkit berstatus rencana,” jelasnya.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life