Categories: Asal Usul

Sejarah Penemuan Korek Api Kayu: Proses Panjang untuk Hasil yang Sempurna

Korek api bukanlah benda yang baru dalam peradaban manusia, Benda ini menjadi salah satu benda yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Dan, kegunaannya adalah sebagai sumber api untuk memasak, merokok dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman, korek api kayu mulai ditinggalkan. Keberadaannya telah diganti dengan mancis, pemantik api yang berisi gas.

Namun tahukah kamu dari mana asal usul penemuan korek api kayu ini?

Dilansir dari Snapy.co.id, Selasa, 17 Januari 2023, selain sebutan korek api, ada pula sebutan lain untuk alat ini seperti geretan, pemantik, mancis, cricket, atau tokai.

Duhulu, untuk membuat suasana menjadi terang dengan pencahayaan dari gelap menjadi terang, orang-orang akan memanfaatkan alat ini untuk menghasilkan api.

Untuk berbagai keperluan, jenis korek api kayu juga bisa dipakai untuk kerajinan tangan atau sebagai kreativitas. Lalu, bagaimana sejarah awal penemuan korek api?

Awal mulai prinsip dasar korek api bermula dari negara China jauh sebelum masehi atau lebih tepatnya zaman fuxi. Pada zaman itu, terdapat ilmuwan yang dijuluki dengan suiren. Ilmuan tersebut berhasil menghasilkan api dengan cara menggosokkan dua permukaan kayu hingga menghasilkan percikan api.

Setelah model korek api kayu banyak dipakai di penjuru dunia, beberapa ratus tahun selanjutnya ditemukan jenis korek api gesek yang ditemukan oleh Hennig Brandt dari Hamburg, Jerman pada tahun 1669.

Awal mula ini, penemuan korek api gas ini merupakan percobaan gagal yang dilakukan Hennig yang bermaksud untuk membuat emas dari logam lain hingga akhirnya malah menghasilkan fosfor.

Setelah itu, asisten Hennig yang bernama Robert Boyle mencoba dengan melapisi kertas kasar dengan fosfor dan serpihan kayu dengan belerang. Hasilnya ketika serpihan kayu di atas kertas fosfor tersebut menghasilkan api yang menyala.

Namun, penemuan itu dihentikan karena kurang sempurna dan menjadi bahan percobaan bagi banyak ilmuan untuk menyempurnakan penemuan tersebut.

Hingga tahun 1826, seorang apoteker yang bernama John Walker melakukan percobaan dengan mencampurkan sulfida antimon, potassium klorat, permen karet dan pati dengan tongkat kayu.

Lelaki yang mendapat julukan Bapak Penemu Korek Api ini berhasil menciptakan korek api dengan merek dagang “lucifer”.

Namun, penemuan ini tak bertahan lama karena bau belerang yang dipakai cukup berbahaya. Perkembangan korek api kayu ini terus berkembang hingga saat ini menggunakan fosfor merah yang banyak dijual saat ini.

Setelah hadirnya korek api kayu ini, penemuan dan perkembangan korek api terus berkembang. Mulai banyak ilmuan yang mencoba untuk menghasilkan jenis korek api yang lebih mudah.

Di Indonesia, produsen korek api kayu yang cukup terkenal yaitu Java Match Factory yang berada di Jakarta Utara. Perusahaan ini sudah berdiri sejak 1949.

Pemantik api kayu yang dibuat di sini terbuat dengan menggunakan batang kayu pinus, albasia, gamelina, damar dan genitri.

Sedangkan untuk bahan kepala pemantik apinya (head composition), memakai aneka zat kimia seperti gelatin, powdered glass (bubuk kaca), mangan dioksida, potassium klorat, potassium bikromat, zineoxide, iron oxide, bubuk sulfur, dan parafine untuk splint (stick kayu).

Selanjutnya pada bagian bahan tempat menggesek kepala korek atau disebut dengan istilah side coating terdiri dari fosfor merah, mangan dioksida, polysol, dan ore concentrade.

Produsen korek api ini mampu menghasilkan korek api yang berkualitas untuk berbagai penggunaan setiap harinya. Salah satunya untuk keperluan souvenir pernikahan. *

Editor: Addinda Zen

Junita Ariani

Share
Published by
Junita Ariani

Recent Posts

Gunung Slamet Naik Level Waspada, Semua Pos Pendakian Resmi Ditutup

SEMUA jalur pendakian di Gunung Slamet resmi ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal…

3 hours ago

RI Dorong PBB Berikan Hak Istimewa Untuk Palestina

Pemerintah Indonesia mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan hak istimewa kepada Palestina. Hal itu merupakan…

4 hours ago

Pakar UGM Ungkap Alasan Target Energi Baru-Terbarukan Sulit tercapai

PROSES transisi energi bersih Pemerintahan Joko Widodo belum juga mencapai target yang ditetapkan meski akan…

4 hours ago

Berikut 5 Tips Saat Berhaji di Cuaca Panas Saat Ini

Cuaca di Saudi sangat panas dan kering. Sehingga, jemaah sering tidak berkeringat saat beraktivitas, kadang…

4 hours ago

1.364 Jemaah Kloter Embarkasi Solo Dapat Layanan Fast Track

Sebanyak 1.364 jemaah haji yang terbang dari Embarkasi Solo (SOC) pada hari pertama keberangkatan, mendapat…

5 hours ago

Update Senin Siang, Korban Banjir Lahar Hujan Sumbar 43 Orang Meninggal

KORBAN meninggal dunia akibat banjir lahar hujan di Provinsi Sumatra Barat mencapai 43 orang. Angka…

5 hours ago