Home » Sekjen PBB Ajak Dunia Lawan Warisan Perbudakan

Sekjen PBB Ajak Dunia Lawan Warisan Perbudakan

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Sekjen PBB Antonio Guterres

ESENSI.TV - JAKARTA

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan setiap orang wajib melawan warisan perbudakan berupa rasisme, salah satunya melalui pendidikan.

Dia menilai mengajarkan sejarah perbudakan dapat membantu menjaga dari dorongan manusia yang paling jahat untuk melakukan perbudakan.

Sekretaris Jenderal PBB meminta orang-orang di mana saja untuk bersatu melawan rasisme dan bersama-sama membangun dunia.

Dunia yang menjadi tempat setiap orang hidup bebas, bermartabat dan mendapatkan hak azasinya di mana saja.

Selama lebih dari 400 tahun, lebih dari 13 juta orang Afrika diperdagangkan melintasi Samudra Atlantik.

Antonio mengatakan tindakan ini adalah usaha perbudakan yang jahat.

Mereka direnggut dari keluarga dan Tanah Air mereka, komunitas mereka tercabik-cabik, tubuh mereka dikomodifikasi dan hak kemanusiaan mereka disangkal.

“Warisan perdagangan budak transatlantik menghantui dunia hingga hari ini,” jelasnya dalam di laman resmi PBB, yang dikutip Senin (27/3/2023).

Dunia, jelasnya, dapat menarik garis lurus dari eksploitasi kolonial selama berabad-abad ke ketidaksetaraan sosial dan ekonomi saat ini.

“Dan kita dapat mengenali kiasan rasis yang dipopulerkan untuk merasionalisasi ketidakmanusiawian perdagangan budak yang bangkit kembali,” tambahnya.

Baca Juga  Nigeria Umumkan Status Darurat Demam Lassa

Dengan mempelajari asumsi dan keyakinan yang berkembang selama berabad-abad, dia mengatakan PBB telah membuka kedok rasisme di zaman sekarang.

“Dan dengan menghormati para korban perbudakan, kami mengembalikan martabat mereka yang telah dilucuti tanpa ampun,” jelasnya.

Pameran Kisah Perbudakan

Tanggal 27 Februari hingga 30 Maret 2023, PBB menggelar pameran berjudul Perbudakan: Sepuluh Kisah Nyata Perbudakan Kolonial Belanda” dipajang di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.

Pada hari ini, agenda pameran diselingi dengan pertemuan Majelis Umum PBB dengan filsuf dan jurnalis Brasil, Profesor Djamila Ribeiro.

Seperti diketahui Ribeiro telah menggunakan kekuatan pendidikan untuk melawan diskriminasi terhadap orang Afro-Brasil.

Termasuk melalui buku larisnya berjudul Little Anti-Racist Manual dan akun Instagram-nya, yang telah menarik lebih dari satu juta pengikut.

Mahasiswa Taylor Cassidy, salah satu dari 10 Suara Perubahan Teratas TikTok tahun 2020 juga akan menghadiri pertemuan itu.

Saat ini, Cassidy memberdayakan dua juta pengikutnya dengan video yang membangkitkan semangat tentang sejarah Kulit Hitam.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life