Produksi dan pemasaran sepeda motor listrik QYLO dinilai perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah karena menjadi bagian dari ekosistem di industri kendaraan ramah lingkungan.
Pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhy mengatakan kondisi ini sejalan dengan program transisi energi, yaitu mendorong migrasi dari kendaraan bermotor fosil ke kendaraan listrik.
“Untuk mencapai migrasi tersebut, Pemerintah berupaya menciptakan ekosistem industri kendaraan bermotor, baik dalam produksi, maupun pemasaran kendaraan listrik,” jelasnya, Selasa (21/2/2023).
Beberapa lembaga, jelasnya, telah menggalang kerja sama untuk mendukung program Pemerintah dalam migrasi ke kendaraan listrik, yaitu dengan memproduksi dan memasarkan sepeda motor listrik QYLO.
Proyek ini, ujarnya, digarap oleh V STORK Indonesia bersama PT WIKA Industri Manufaktur, PT Pos Indonesia dan PT Nalendra Halilintar Samudera.
Selain itu, disertakan juga Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta memproduksi dan memasarkan QYLO sepeda motor listrik.
QYLO merupakan kendaraan listrik yang akan diproduksi di Yogyarta dan Tanah Laut Kalimantan Selatan, yang sepenuhnya diproduksi oleh Putra-putri Indonesia.
Untuk mendapatkan subsidi, Pemerintah mensyaratkan kendaraan listrik harus diproduksi di Indonesia dengan tingkat Komponen Dalam Negeri 85%.
TKDN QYLO sudah mencapai 85%, hanya komponen baterai masih diimpor. QYLO tidak hanya dipasarkan di pasar dalam negeri, tetapi juga di pasar Singapore dan Philippine.
“Diharapkan tidak hanya V STORK saja yang memproduksi kendaran listrik di Indonesia, tetapi juga akan hadir perusahaan nasional lainnya,” ujar Fahmy.
Perusahaan yang memproduksi dan memasarkan kendaraan listrik di Indonesia, sehingga Indonesia tidak hanya dijadikan sebagai pasar belaka bagi kendaraan listrik impor.
Untuk mencapainya, perlu dukungan semua pihak, mulai dari Pemerintah, Pengusaha dan Perguruan tinggi, yang secara terintegrasi mengembangkan kendaraan listrik secara inovatif berkelanjutan.
“Salah satu penyumbang terbesar carbon dioxide yang mencemari lingkungan adalah asap knalpot kendaraan motor yang menggunakan energi fosil,” paparnya.
Di sisi produksi, Pemerintah menciptakan keterkaitan industri dari hulu hingga hilir melalui berbagai kebijakan.
Di sisi pemasaran, Pemerintah berupaya untuk menciptakan pasar kendaraan listrik dengan mewajibkan pengunaan Kendaraan Bermotor listrik berbasis baterai.*
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
#beritaviral
#beritaterkini
PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2024 sudah menyiapkan nama-nama yang bakal bertarung di Pilkada serentak…
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) terus melakukan pelacakan aset milik tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas…
SEJUMLAH permukiman warga terendam banjir yang diakibatkan luapan Sungai Saka dan Sungai Selabung di Kabupaten…
ANDA penggemar tanaman hias, khususnya anggrek? Silakan merapat Kebun Anggrek Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM…
Pemerintah memperpanjang kewajiban pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memiliki sertifikasi halal hingga…
Sejumlah produk andalan Indonesia membanjiri acara festival musim semi di kampus OSTIM Technical University di…