Home » Siti Zuhro: Pengaruh Agama Dalam Keputusan Politik Cenderung Turun

Siti Zuhro: Pengaruh Agama Dalam Keputusan Politik Cenderung Turun

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Majelis Profesor Riset BRIN Prof Siti Zuhro Foto Kemen PANRB

ESENSI.TV - JAKARTA

Pengaruh agama dalam pengambilan keputusan politik cenderung menurun. Meskipun mayoritas pemilih Indonesia adalah muslim, tapi hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kenaikan secara signifikan suara partai-partai Islam.

Majelis Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Siti Zuhro, mengatakan dalam perkembangannya, politik aliran ideologi kegamaan cenderung memudar.  Hal ini sejalan dengan pandangan William Liddle dan Saiful Mujani berdasakan hasil survei 1999 bahwa mayoritas pemilih PDIP (63%) dalam pemilu 1999 adalah santri.

Dia mengatakan jika memang politik aliran berlaku, seharusnya perolehan suara partai Islam melonjak pada pemilu 1999 dan 2004. Alasannya, sebagaimana dalam survei Liddle dan Mujani (1999), tingkat ketaatan umat Islam Indonesia dalam menjalankan ibadah makin tinggi.

“Jika dibandingkan dengan pemilu 1955. Gabungan partai Islam pada pemilu 1955 sebesar 43,7%, sedangkan total suara partai-partai nasionalis sebanyak 51,7%,” terangnya dalam Catatan Awal Tahun 2023: Politik Kebangsaan dan Politik Identitas, yang dilansir Rabu (11/1/2023).

Dia memaparkan pada pemilu 1999, total suara partai Islam (PKB, PPP, PAN, PK, PKNU) anjlok menjadi 36,8%. Pada pemilu 2004, suara partai Islam naik menjadi 38.1%. Total suara ini masih memasukkan PAN dan PKB. Jika PAN dan PKB dikeluarkan dari partai Islam, maka suara partai Islam berkurang.

Baca Juga  Ditembak OPM, Danramil TNI Letda Inf Otovians Sugarlay Gugur

Lebih jauh, dia mengatakan pada pemilu 2009, perolehan seluruh partai Islam kembali turun menjadi 164 kursi atau 29,29% suara dengan rincian PKS 57 kursi, PAN 43 kursi, PPP 37 kursi dan PKB 27 kursi. Pada pemilu 2014, jumlah total suara partai Islam naik sedikit menjadi 175 kursi atau 31,25%. Pada pemilu 2014, PBB kembali tidak memperoleh kursi.

“Perlu dicatat, total suara ini masih memasukkan PAN dan PKB. Jika PAN dan PKB dikeluarkan dari partai Islam, suara partai Islam berkurang,” jelas Siti Zuhro yang juga Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Universitas Insan Cita Indonesia.

Keagamaan orang Islam itu mengalami peningkatan, tapi perilaku politiknya makin nasionalis. Dalam pilpres faktor agama belum terbukti hingga saat ini karen belum pernah ada capres/cawapres non Islam.

Dalam pilkada faktor agama cenderung masih cukup berpengaruh. Misalnya, daerah yang mayoritasnya Kristen kepala daerah terpilihnya cenderung Kristen. Demikian juga yang Islam. Ketika agama calon kepala daerahnya sama, faktor agama menjadi kurang relevan, tetapi yang lebih berpengaruh adalah kinerja dan latar belakang sosoknya.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life