Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa Provinsi Aceh memiliki pangan lokal yang berlimpah ruah dan digunakan untuk mengatasi stunting pada anak.
“Selain sumber bahan pangan tersedia melimpah, provinsi ini juga memiliki aneka jenis bahan tambang, yang bisa digunakan dalam bentuk lain untuk memenuhi kecukupan gizi bagi anak-anak di Aceh,” katanya sebagaimana dikutip dari antaranews.com, Kamis (12/1/2023).
Hasto mengatakan, untuk memenuhi asupan protein hewani, telur dan ikan di pesisir Aceh merupakan pangan lokal yang ketersediaannya berlimpah ruah. Sedangkan pangan lainnya yang banyak tersedia adalah daun kelor, yang memiliki nilai gizi tinggi.
Kehadiran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dapat digunakan untuk memaksimalkan pengolahan pangan lokal tersebut.
Dashat ini yang digerakkan oleh tim penggerak PKK ini dapat menurunkan angka stunting di Aceh yang masih menyentuh 33,2 persen.
Sementara di Kota Lhokseumawe angka stunting yang tercatat sebesar 27,4 persen. Bukan hanya persoalan asupan gizi, faktor lain yang menyebabkan stunting dapat berupa ketersediaan air bersih dan rumah yang tidak layak huni, sehingga membuat anak terkena diare.
Hasto juga mengatakan, perlu dilakukan pengaturan jarak waktu kehamilan dan pengaturan jumlah anak, sebab, rentang waktu kehamilan bisa menyebabkan stunting.
Demikian juga jumlah anak yang banyak dalam satu keluarga, juga menyebabkan stunting terkait dengan pola pengasuhan.
Selain itu pemberian jarak antar kelahiran dan kehamilan dalam keluarga juga menjadi salah satu penyebab stunting. Oleh karenanya, BKKBN menggratiskan layanan KB di Aceh guna mendorong terciptanya kehamilan yang sehat bagi setiap ibu.
Pj. Walikota Lhokseumawe Imran mengatakan sedang menggencarkan perubahan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi dan mengolah makanan sehat, sehingga makanan tersebut mengandung gizi yang cukup untuk anak-anak.
Hal lain yang kini diupayakan adalah mengubah budaya dan kebiasaan yang justru bisa menyebabkan terjadinya stunting, serta menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mempercepat penurunan stunting.
Pemerintah setempat juga menggalakkan konsumsi ikan dan pengolahan sayur pada masyarakat, yang dimotori Tim Penggerak PKK guna memenuhi standar gizi keluarga.
“Kami mengubah pendekatan lewat tokoh agama dan tokoh masyarakat, misalnya soal imunisasi itu halal atau tidak. Padahal imunisasi itu penting karena stunting bisa terjadi karena anak sakit TBC. Melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat, ada jaminan imunisasi ini sesuai kaidah agama dan tidak menimbulkan masalah,” ucap Imran.
Editor: Addinda Zen
BADAN Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) kembali menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Sumatra…
RIBUAN orang dari berbagai elemen seperti Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama…
PESAWAT dengan kode PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (19/5)…
CEO SpaceX Elon Musk melakukan proses uji coba layanan internet Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod, Denpasar, Bali. "Ini (Starlink) untuk…
Jupiter, planet terbesar di Tata Surya, penuh dengan fakta-fakta menarik yang menunjukkan kehebatannya. Dengan diameter…
Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, adalah dunia yang penuh dengan fakta menarik dan misteri yang…