Provinsi Sumatera Utara (Sumut) siap untuk mengkampanyekan pemilihan umum (Pemilu) yang santun dan beretika.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah saat ditemui di Jakarta, Minggu (19/03/2023).
“Belum terprogram secara utuh dari pemerintahan. Namun saya sebagai Wakil Gubernur, juga Ketua Partai tidak bosan-bosan menyampaikan itu untuk mengkampanyekan pemilu santun dan beretika,” kata dia.
Ia menuturkan, hingga saat ini kampanye pemilu santun dan beretika belum masuk dalam program kegiatan Pemerintah Provinsi Sumut.
“Karena mungkin Gubernur juga berpikir akan berakhir pada 5 September 2023 mendatang. Dan tujuan saya sebagai pendamping beliau juga sama. Tetapi kami siap mengkampanyekan pemilu santun dan beretika di wilayah kami,” ujarnya.
Indikator Pemilu Santun dan Beretika
Ijeck, panggilan akrab Musa Rajekshah menjelaskan, beberapa indikator pemilu santun dan beretika.
Pertama, setiap pihak harus mengedepankan narasi konstruktif yang membangun satu sama lain. Tujuannya, agar masyarakat pemilih tidak terpecah antar pihak yang berbeda pilihan politik.
Narasi konstruktif, kata dia, disampaikan setiap turun ke daerah, setiap pihaknya mengikuti acara partai, baik internal/eksternal, atau kegiatan-kegiatan lain.
“Bahwa kita mau Sumatera Utara suasana kondusif. Kita sudah pernah merasakan bagaimana Pilpres yang lalu, bagaimana Pilkada juga. Intinya, kita berharap pengelompokkan masyarakat ini tidak terjadi lagi atau terbelah,” ungkapnya.
Ijeck meyakini, masyarakat Sumut sudah semakin dewasa dalam berpolitik, termasuk dalam menentukan pilihan. Sehingga pemilu santun dan beretika mutlak harus dikembangkan di Sumut.
“Kita berharap, nantinya calon-calon yang akan maju di Pileg juga harus punya komitmen bersama. Artinya, dalam memenangkan kontestasi Pemilu nantinya, tidak menghalalkan segala cara. Kita juga berpikir ke depan. Apakah kita mau, kampung kita, daerah kita, saudara kita, masyarakat kita ini kembali terjadi sesuatu hal? Apalagi silaturahim yang terputus. Belum lagi, terjadi keributan. Tentu kita tidak mau,” papar Ijeck.
Bergerak dan Bersentuhan dengan Masyarakat
Kedua, kata Ijeck, pihaknya mendorong setiap pihak untuk bergerak dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat merasakan kehadiran politisi secara nyata di lapangan sesuai konteks masyarakat.
“Saya selalu menyampaikan pada kawan-kawan, ayo kita bergerak dari sekarang. Kalau mau mencari simpati masyarakat, jangan pada saat Pileg. Dari sekarang ayo bergerak. Ayo kita tunjukkan bahwa kita juga hadir di tengah masyarakat. Kita bisa peduli dengan masyarakat,” kata Ijeck menjelaskan.
Ia menambahkan, kehadiran secara langsung di tengah masyarakat sebaiknya tidak selalu dikaitkan dengan waktu menjelang pemilu. Namun sebagai umat beragama, kehadiran di tengah masyarakat untuk saling berbagi merupakan ajaran agama. Agar tercipta kebaikan bagi banyak orang.
“Nanti kalau ke depan mau sesuatu, saya rasa akan lebih mudah karena orang lebih kenal kita. Jadi, hal-hal yang seperti ini, selalu saya sampaikan pada kawan-kawan, baik diri saya sendiri. Artinya, kita berbuat saja, apalagi kita sebagai partai politik. Apalagi juga kita sebagai diamanahkan jabatan. Itu yang mau kami lakukan,” terangnya lagi.
Peran Pemerintahan
Ijeck mengatakan, pada konteks pemerintahan Sumut, pihaknya akan terus memfokuskan diri pada tugas pembangunan. Sehingga tugas menjalankan kampanye santun dan beretika akan diwujudkan secara internal.
“Untuk Pemilu nanti, mungkin saat waktunya mendekati kita akan programkan hal-hal seperti ini. Sosialisasi ke masyarakat pentingnya kehadiran saat pemilihan dan pentingnya juga menentukan pilihan. Melihat situasi ini, tidak terpancing dengan isu-isu yang nanti beredar di masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Raja H. Napitupulu