Perusahaan smelter PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel (ITSS) diminta agar menghentikan sementara operasional dalam mengolah nikel.
Hal itu guna memudahkan pihak kepolisian menginvestigasi ledakan hebat yang terjadi di perusahaan itu.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar dalam keterangannya dikutip, Senin (25/12/2023) di Jakarta.
Diketahui, ledakan hebat terjadi pada tungku smelter milik PT ITSS yang berlokasi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Atas ledakan itu 13 orang pekerja tewas dan 22 orang pekerja teknis lainnya mengalami luka ringan dan berat.
Kapolda Sulteng, Irjen Pol Agus Nugroho Agus menerangkan, kecelakaan bermula ketika tim teknis dari PT ITSS akan melakukan perbaikan salah satu tungku feronito. Yang berada di lantai dua gedung tersebut.
Pada saat tim teknis melakukan pembongkaran terjadi ledakan disertai dengan semburan api yang mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Menurut Yulian, penghentian sementara juga dimaksudkan demi memastikan keamanan operasional smelter dari kejadian serupa di masa depan.
“Selama pengusutan masih berjalan, operasional PT IMIP harus menghentikan operasionalnya. Juga dipastikan tingkat keamanan terjamin dari kejadian kebakaran,” tegasnya.
Untuk itu, kata dia, diperlukan investigasi menyeluruh dari pihak berwajib serta Kementerian Perindustrian selaku pengawas. Untuk mencari penyebab insiden yang terjadi.
“Kami dari Komisi VII meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas kebakaran yang terjadi di PT IMIP. Hingga ditemukan penyebab bencana yang menelan korban jiwa para pekerja itu,” jelasnya.
Yulian menambahkan, pengusutan dan investigasi menjadi suatu yang penting demi memastikan apakah kejadian itu akibat kelalaian atau akibat masalah peralatan.
“Melalui investigasi akan ditemukan, apakah karena kelalaian? Atau apakah karena peralatan yang digunakan kurang layak? Selain itu, perlu dipastikan bagaimana perawatan terhadap peralatan smelter secara berkala sesuai aturan,” katanya.*
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu