Senin, 22 Desember 2025

Tiga Rencana Strategis Petrokimia Gresik Hadapi Perubahan Kebijakan Pupuk Subsidi

Photo Author
- Jumat, 17 Februari 2023 | 18:57 WIB
Pabrik surfaktan IIIB milik Pterokimia Gresik.
Pabrik surfaktan IIIB milik Pterokimia Gresik.

Petrokimia Gresik menyiapkan tiga rencana strategis menghadapi tahun 2023. Selain mendorong peningkatan produktivitas pertanian juga untuk memajukan industri kimia dalam negeri.

Tiga rencana itu menurut Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo terkait dengan adanya perubahan  kebijakan pupuk bersubsidi di dalam negeri.

Di mana Permentan 10/2022 memfokuskan pupuk bersubsidi pada pupuk Urea dan NPK. Sementara SP-36, ZA dan pupuk Organik produksi Petrokimia Gresik tidak lagi dalam skema subsidi.

"Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Petrokimia Gresik di tahun 2023," kata Dwi Satriyo dalam keterangan persnya, Jumat (17/2/2023) di Gresik.

Adapun rencana strategis yang dijalankan Petrokimia Gresik, lanjut Dwi, Pertama, membangun Pabrik Phonska V untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK.

Ini menjadi langkah perusahaan meningkatkan pemenuhan kebutuhan pupuk nasional maupun global.

Pabrik ini kata dia, nantinya bisa dioperasikan dengan multi formula. Sehingga lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pasar pupuk NPK.

"Petrokimia Gresik merupakan produsen NPK terbesar di dalam negeri, serta menjadi kiblat teknologi pupuk majemuk di Asia Tenggara," jelasnya.

Konversi pabrik pupuk Fosfat menjadi Pabrik NPK Phonska V, lanjut dia, sekaligus menjadi strategi pengembangan
infrastruktur untuk memperkuat bisnis.

Optimalisasi Produk Samping


Strategi kedua, kata Dwi Satriyo, Petrokimia Gresik melakukan komersialisasi asam fosfat untuk pasar dalam negeri maupun global.

Asam fosfat merupakan salah satu bahan baku pupuk NPK. Sehingga berperan penting dalam mendukung peningkatan produksi NPK dalam negeri dan global.

Komersialisasi ini merupakan strategi perusahaan untuk mengoptimalisasi rate produksi serta meningkatkan penjualan asam fosfat.

Rencana strategis ketiga menurut Dwi, Petrokimia Gresik melakukan optimalisasi produk hasil samping.

Saat ini perusahaan mampu memproduksi Surfaktan dengan produk Green Surfactant yang dapat digunakan
sebagai Enhance Oil Recovery (EOR).

"Ini menjadi terobosan penting bagi industri minyak dan gas (migas) di Indonesia,” jelasnya.

Secara teknis, kata Dwi Satriyo, surfaktan akan diinjeksikan ke sumur minyak tua yang produksinya
menurun. Minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa.

Sehingga surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi. Bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

Dwi Satriyo mengatakan, surfaktan produksi Petrokimia Gresik merupakan Green Surfactant dengan bahan baku metil ester yang berasal dari kelapa sawit.

"Selain harganya lebih kompetitif, Green Surfactant ini akan menambah nilai (add value) dari kelapa sawit," tutup Dwi Satriyo. *

#beritaviral#beritaterkini

Editor: Junita Ariani

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X