Home » Timwas DPR Tinjau Pemondokan Jemaah Haji di Mekkah, Ini Hasilnya

Timwas DPR Tinjau Pemondokan Jemaah Haji di Mekkah, Ini Hasilnya

by Junita Ariani
3 minutes read
Tinjau Pemondokan Jemaah Haji di Makkah

ESENSI.TV - MAKKAH

Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI meninjau lima titik pemondokan jemaah haji di Kota Makkah, Sabtu (24/6/2023).  Beberapa temuan menjadi concern dari para Anggota Timwas Haji yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang.

“Kami menurunkan tim sampai lima kelompok untuk memantau akomodasi di beberapa sektor yang akan kita kunjungi. Ada teman-teman yang di bidang kesehatan, transportasi, katering, ada juga sumber daya manusia,” ujar Marwan.

Beberapa sektor yang dikunjungi, yakni sektor 1 meliputi Jawa Barat sebagian Banten. Kemudian sektor 9 sebagian diisi dari Sumatera Utara dan sebagian lagi dari DKI Jakarta.

Marwan mengatakui, layanan pemerintah terhadap jemaah haji pada dasarnya sudah cukup memadai. Memberikan kenyamanan bagi para jamaah. Baik itu hotel, kesempatan beribadah, fasilitas kesehatan, bisa menjangkau jemaah.

“Kami tadi sampai melihat kamar-kamar di dalam hotel-hotel itu, di dalamnya itu ada sampai 5-6 bed (tempat tidur) yang dihuni para jemaah. Tapi itu sesuai dengan ukuran kamar,” jelasnya dalma keterangan tertulis, Minggu (25/6/2023).

Kalau ukuran kamarnya kecil hanya 4 tempat tidur, yang besar 6 tempat tidur.

“Jadi tidak ada persoalan dengan angka. Itu ketercukupan ruangan. Tentu saja, kalau ruangannya besar yang akan berakibat hanya kamar mandi. Antriannya lebih panjang,” urai Marwan.

Legislator Dapil Sumatera Utara (Sumut), II juga memberikan catatan beberapa hal atas hasil tinjauan.

Catatan Hasil Tinjauan

Pertama, mengenai ibadah, nanti perlu perbaikan. Ibadah haji ini dilaksanakan selama 40 hari. Maka 40 hari ini harus memadai untuk seluruh jamaah mendapatkan kesempatan ‘arbain’ di Madinah.

Kali ini temuan Timwas Haji DPR mendapatkan beberapa kelompok jemaah yang tidak dapat arbain. Karena di sana (Madinah) itu hanya waktu yang terpakai 8 hari.

“Ada yang memang cukup karena 8 harinya jadi tersisa. Karena itu ada perlu perbaikan karena harinya 40, ya mari kita kembalikan menjadi 9 hari di Madinah. Supaya jemaah ini merasa tenang, merasa puas bahwa mereka bisa arbain,” jelas Marwan.

Kedua, ada kesepakatan dengan DPR bahwa satu hari menjelang dan satu hari sesudah wukuf di Arafah disiapkan makan.

“Kita tetap menyediakan makanan, tapi keputusan pemerintah berdasarkan situasi lapangan tidak mungkin mengantar makanan yang dipesan dari katering, maka itu ditiadakan,” jelasnya.

Timwas Haji kata dia, menemukan di beberapa sektor itu diselesaikan perkloter atau per rombongan bahwa mereka bisa memesan di lingkungan hotel ini.

“Harganya juga lumayan murah, ada yang hanya 12 riyal sampai 20 riyal. Tapi kami menduga bahwa ini kalau disiapkan lewat katering tidak juga bisa memadai kalau melayani sampai 26 ribu orang dalam satu hotel. Itu harus diselesaikan dengan perkloter,” jelasnya.

Baca Juga  Spanyol Wajibkan Lagi Pakai Masker Hingga Maret 2023

Namun, lanjut Marwan, hal itu bisa disepakati untuk masa-masa yang akan datang bersama pemerintah. Menyiasati supaya menghindari asupan yang diberikan berupa indomie atau apa namanya.

Ketiga, mengenai jamah lansia dengan tagline -nya pemerintah bahwa tahun ini layanan Haji Ramah Lansia. Ramah Lansia itu bukan hanya tagline saja sebetulnya dimaksudkan.

Timwas Haji berkeinginan Ramah Lansia itu masuk di dalam akomodasi, konsumsi, dan lain -lain. Umpamanya penempatan para jamah tidak di level (lantai) tinggi, ditempatkan di lantai-lantai bawah lah.

“Tapi karena sebagian besar jamah lansia berkebutuhan ini tidak ada pendamping, itu harus mengikuti rombongannya sendiri,” ujar Marwan.

Daftar Tunggu yang Lama

Marwan mengatakan, mereka menemukan di beberapa kamar ada yang lansia berkebutuhan khusus. Kebutuhannya di kamar khusus itu di kamar mandi, diselesaikan oleh teman-temannya satu kelompok.

“Tentu kalau disebutkan keberatan kah jamah itu, tentu keberatan. Tapi dari sisi kemanusiaan, sisi ibadah, mereka tetap melakukannya itu dengan ikhlas. Mereka kerjakan mengganti popok, menyiram dan lain-lain,” terangnya.

“Itu satu sisi yang positif dari jamah kita bahwa kerelaan para jamah asal yang membantu itu luar biasa. Saya mengapresiasi jamah-jamah kita,” sambung Marwan.

Hal lain kata Marwan, mengenai kesehatan di pemondokan. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini melihat sebetulnya dari sisi antisipasi sudah cukup. Tadi ada sebutannya posko kesehatan satelit, itu berada di kloter-kloter di hotel-hotel. Tapi selain itu ada pos-pos kesehatan, ada kesehatan dakar dan lain -lain.

“Saya kira beberapa catatan memang perlu untuk perbaikan kita. Kemudian kami di DPR, ke depan akan membuat perhajian kita ini lebih baik, mempercepat proses,” terangnya.

Menurutnya, daftar tunggu haji Indonesia sudah cukup panjang, melelahkan sekali bagi jamah untuk menunggu. Ada yang 40 tahun menunggu. Itu terlalu lama.

“Kami lagi mau merancang seperti apa cara mempercepat. Maka setelah kita lihat kunjungan-kunjungan seperti ini sebagian kita merasa bergembira, jamah terlayani dengan baik. Sebagian lagi kita catat untuk perbaikan ketahun-tahun mendatang,” pungkasnya.

Kunjungan Timwas Haji DPR RI diikuti oleh Anggota DPR antara lain Samsu Niang, Delmeria, Saifullah Tamliha, Yandri Susanto.

Heru Widodo, Endang Maria Astuti, T. A. Khalid, Gilang Dhiela Fararez, Eva Yuliana, Moh. Rano Al Fath. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life