Categories: Humaniora

Viral Lato-Lato, Ini 4 Permainan Tradisional yang Masih Dimainkan Hingga Kini

Bermain bersama teman bermanfaat melatih kemampuan berinteraksi dan meningkatkan kreativitas. Anak-anak akan belajar untuk berkomunikasi di saat bermain. Anak juga akan belajar mengatur emosi, mendengarkan pendapat temannya, dan berpikir kritis.

Di era modern ini, banyak sekali permainan di komputer, ponsel dan perangkat gawai lainnya yang menawarkan permainan seru tanpa harus keluar rumah. Namun asyiknya bermain dan berinteraksi secara langsung dengan teman tetap tidak tergantikan. Bermain sepak bola, basket, dan permainan lainnya lebih asyik jika dimainkan bersama teman-teman.

Dulu anak-anak banyak memainkan permainan tradisional untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Sayangnya perkembangan zaman membuat banyak permainan tradisional mulai tergerus. Belakangan ada salah satu permainan tradisional yang mendapat tempat lagi di hati masyarakat Indonesia, namanya lato-lato.

Ternyata bukan hanya lato-lato yang menjadi mainan tradisional. Ada beberapa permainan yang selalu diturunkan turun temurun dan masih dimainkan sampai kini. Ini empat permainan tradisional yang esensi.tv rangkum.

  1. Petak Umpet

Permainan ini dimainkan oleh anak di seluruh dunia. Permainan ini pertama sekali dituliskan penulis Yunani bernama Pollux. Ada yang menyebut permainan ini dengan nama hide and seek, alek sembunyi, sembunyi-sembunyian, ucing sumput, atau kryfto.

Petak umpet dimainkan dengan cara mengumpulkan pemain yang harus berjumlah lebih dari satu orang. Ada satu orang yang akan dipilih menjadi penjaga sedangkan peserta yang lain berkewajiban untuk sembunyi. Setelahnya penjaga pun harus mencari tempat persembunyian peserta satu per satu. Peserta yang tidak berhasil ditemukan penjaga akan menjadi pemenang permainan ini. Selain gampang, pemainnya tak perlu mengeluarkan biaya apapun untuk memulai permainan.

  1. Kelereng

Jauh sebelum lato-lato viral, sudah ada bola yang berukuran lebih kecil dikenal orang banyak. Namanya kelereng. Orang-orang juga sering menyebut permainan ini dengan nama kaleci, kaneker, nekeran, gundu, baguli dan guli. Benda ini memiliki banyak warna dan motif yang menarik.

Sejak tahun 3000 SM, kelereng sudah dikenal di Mesir. Di Perancis kelereng dinamakan bille yang berarti bola-bola kecil. Kelereng awalnya terbuat dari batu dan tanah liat. Belakangan kelereng dibuat dari kaca bening dengan ukuran sekitar satu sampai dua sentimeter.

Kelereng dimainkan dengan cara disentil. Target dari permainan ini adalah kelerang yang disentil bisa menggeser kelereng lawan ke luar dari lingkaran garis yang ditentukan. Kelereng yang berhasil digeser akan menjadi milik pemenang.

  1. Lompat Tali

Di Indonesia, permainan lompat tali biasa dimainkan dengan memakai tali yang terbuat dari karet gelang yang disambung satu per satu memanjang hingga dua sampai tiga meter.

Di banyak tempat di Asia, permainan ini sering dijadikan sarana untuk mencairkan suasana. Dengan menggunakan satu tali panjang, para pemain membuat gerakan serentak untuk bersama melompati seutas tali yang dijaga oleh dua orang.

Di masa sekarang, lompat tali dinamakan skipping. Permainan ini bisa dimainkan oleh satu atau banyak orang. Permainannya sangat sederhana, pemain hanya membutuhkan seutas tali untuk dilompati.

Ternyata lompat tali memiliki banyak manfaat yang baik untuk tubuh. Permainan ini bisa membantu melatih kekuatan dan daya tahan otot, membantu menurunkan berat badan karena membakar banyak kalori, dan menyehatkan jantung.

  1. Layangan

Layang-layang, layangan, wau, gelayang tunang, langlayangan, wau, kelayangan dandang, dan lajangan adalah nama lain dari permainan ini. Layang-layak berbentuk segi empat dengan dua pasang sisi yang bersentuhan dan sama panjang.

Layang-layang tradisional dibuat dari bambu yang diikat dengan benang dan kertas minyak. Di masa sekarang, corak dan bentuk layang-layang dapat dibuat sedemikian rupa. Ada satu lagu anak-anak terkenal di Indonesia yang berjudul Layang-Layang. Di lirik lagunya digambarkan cara membuat layang-layang.

Layang-layang dimainkan dengan cara diterbangkan. Biasanya dibutuhkan dua orang untuk memainkan permainan ini. Satu orang memegang layang-layang dan seorang yang lain memegang gulungan benang. Layang-layang dimainkan mengikuti arah datangnya angin agar bisa terbang.

Di masa sekarang, banyak pemerintah daerah yang mengadakan kompetisi bermain layang-layang dengan tujuan untuk melestarikan permainan ini.*

 

Editor:Dimas Adi Putra

 

 

 

 

 

Maria Julie simbolon

Recent Posts

PSN Tol Semarang-Demak Dukung Konektivitas Jawa Tengah Bagian Utara

PEMBANGUNAN Tol Semarang - Demak sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) diharapkan dapat semakin…

6 hours ago

Kopi Malabar Jawa Barat dan Gayo Aceh Jadi Primadona di Pasar Australia

KOPI Indonesia masih menjadi pusat perhatian di hari ketiga penyelenggaraan Melbourne International Coffee Expo (MICE)…

6 hours ago

Mendagri Tito Setuju Desain Ulang Sistem Pemilu, Opsi Pilpres dan Pileg Dipisah

MENTERI Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku setuju Sitem Pemilu dilakukan redesigning atau desain ulang.…

6 hours ago

UGM Pameran Pendidikan Go Global UTokyo Study Abroad Fair 2024 di Jepang

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ikut dalam pameran pendidikan bertajuk Go Global UTokyo Study Abroad…

6 hours ago

Bagas/Fikri Singkirkan Pasangan Malaysia di Thailand Terbuka 2024

Pemain Ganda Putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri lolos ke 16 besar usai mengalahkan pasangan Malaysia…

7 hours ago

SETARA Institute: RUU Penyiaran Ancaman Kebebasan Berekspresi dan Hak atas Informasi

SETARA Institute menyatakan, Rancangan Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (RUU Penyiaran) yang…

7 hours ago