Baru-baru ini media sosial digemparkan dengan datangnya virus baru yang sedang melanda negara India. Virus itu bernama virus nipah yang dapat menular dengan berbagai gejala. Lantas, sebenarnya apa itu virus nipah dan bagaimana cara pencegahannya?
Virus Nipah atau NiV adalah virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia. Virus ini juga bisa menular lewat makanan dan kontak antar-manusia. Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae.
Sejak Kapan Virus Nipah Teridentifikasi?
Virus Nipah pertama kali dikenali pada 1999 setelah mewabah di Malaysia. Virus ini berasal dari kelelawar seperti SARS-CoV-2 dan dalam 20 tahun terakhir telah mewabah di Malaysia, Singapura, India, dan Australia Utara. Virus Nipah memiliki tingkat kematian 40% hingga 75% dan sampai kini belum ada vaksinnya.
Berdasarkan data Kemenkes, Kejadian Luar Biasa (KLB) dilaporkan pada September 1998 pada peternak babi di Kampung Sungai Nipah, Malaysia. KLB kedua terjadi di negara bagian Negri Sembilan pada akhir Desember 1998.
Pada Maret 1999, peneliti berhasil mengkonfirmasi virus penyebabnya merupakan virus Nipah. Kontak dengan babi terinfeksi menjadi sumber utama penularan ke manusia.
Ternyata pada Mei 1999 KLB berhasil dikendalikan. Total kasus yang dilaporkan sebanyak 265 kasus dan 105 kematian dengan angka kematian 39,6%. Selama KLB, Malaysia memusnahkan lebih dari 1 juta ekor babi.
Proses Penularan Virus Nipah
Proses penularan sendiri terjadi dikebanyakan infeksi pada manusia, yang disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit.
Selanjutnya, wabah virus ini juga meradang di Bangladesh dan India pada 2001 silam. Konsumsi buah atau produk buah yang terkontaminasi dengan urine atau air liur kelelawar yang terinfeksi diduga menjadi sumber utama penularan virus nipah ini.
Gejala Virus Nipah Menular ke Tubuh Manusia
Sebagian besar pasien mengalami ensefalitis akut, dan beberapa mengalami gangguan pernapasan. Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang dapat menyebabkan gejala gangguan saraf.
Mengutip WHO, beberapa orang yang terinfeksi umumnya mengalami beberapa gejala awal seperti:
- Demam,
- Sakit kepala,
- Nyeri otot,
- Muntah,
- Sakit tenggorokan,
- Penurunan kesadaran, dan
- Kejang.
Gejala ini juga dapat diikuti dengan rasa kantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut. Ensefalitis dan kejang bisa terjadi pada kasus yang parah dan berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.
Editor : Firda / Radja H. Napitupulu