Home » Wamenparekraf Sebut Batik Berperan Penting Sebagai Alat Diplomasi Budaya

Wamenparekraf Sebut Batik Berperan Penting Sebagai Alat Diplomasi Budaya

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Batik sebagai warisan budaya tak benda berperan penting sebagai alat diplomasi budaya. Batik yang telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2009 memiliki sederet makna yang mendalam bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibj, batik sudah menjadi pakaian sehari-hari. Mulai dari kantor, ke sekolah, sampai acara resmi.

“Pola batik mengandung makna dan di dalamnya juga merekam sejarah Indonesia,” kata Angela dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/5/2023), di Jakarta.

Dikatakannya, batik memiliki beragam pengaruh budaya dari kaligrafi Arab, bunga Eropa, hingga burung phoenix Tiongkok dalam pola-polanya.

Melalui batik pula kata Wamenparekraf, lebih dari 3.000 UMKM menggantungkan hidupnya.

“Hal ini menjadi bukti bahwa batik secara nyata mendukung peningkatan ekonomi,” jelasnya.

Dan yang utama, sambung Angela, batik adalah identitas bangsa Indonesia. Sehingga batik adalah alat diplomasi budaya yang sangat-sangat ampuh.

Dalam berbagai kesempatan, kata Angela, Presiden RI Joko Widodo memperkenalkan batik Indonesia kepada para pemimpin dunia.

Seperti pada event internasional G20 2022 dan KTT ASEAN 2023. Para pemimpin dunia juga mengenakan batik yang pada akhirnya menjadi sebuah promosi dan pemberitaan hangat di berbagai media internasional.

Potensi pengembangan usaha batik menurut Angela, masih terbuka dengan luas. Apalagi konsumsi produk dan jenama lokal meningkat sejak adanya program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Baca Juga  Gaya Unik Toko Oleh-oleh Khas Malioboro Yogya Menarik Pembeli

Dikatakannya, pengembangan usaha batik tidak hanya dalam hal menjual kain batiknya saja, namun dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis produk.

Mulai dari baju, jaket, tas, sampai aksesoris rumah tangga. Seperti bantal, selimut, taplak meja, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi nilai tambah bagi industri batik.

Manfaat Ekonomi di Batik

Angela juga mengatakan, aktivitas membatik sendiri juga merupakan atraksi dan aktivitas wisata yang bisa mendatangkan wisatawan.

Sebut saja Desa Wisata Batik Giriloyo di Bantul, Yogyakarta. Sudah berhasil mendatangkan hampir 4.000 wisatawan macanegara dan wisatawan nusantara dalam setiap bulannya.

“Ke depan kita harapkan ibu-ibu IWAPI yang sangat kreatif ini bisa turut mengembangkan batik Indonesia. Sehingga semakin relevan bagi generasi muda dan untuk konsumsi masyarakat dunia,” ujarnya.

Karena kata Angela, ada manfaat ekonomi di sini, dari pengembangan usaha batik. Ada upaya pelestarian budaya Indonesia.

“Namun yang terpenting ada keberpihakan terhadap perempuan. Karena mayoritas pengrajin batik adalah perempuan,” kata Angela.

Sebelumnya, Wamenparekraf Angela membuka acara pembukaan webinar Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

Webinar, bertemakan Peran Perempuan Eksplorasi dalam Tata Ruang dan Sehelai Batik yang berlangsung secara daring, Jumat (26/5/2023). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life