Home » Wapres Resmikan Proyek Strategis Lapangan Gas

Wapres Resmikan Proyek Strategis Lapangan Gas

by Achmat
3 minutes read
PT Freeport Indonesia

ESENSI.TV - SURABAYA

Usai meresmikan pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur kemarin, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin pada hari ini, Rabu, (8/2) meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JBT) dan Proyek Lapangan Gas MDA dan MBH. Peresmian yang ditandai dengan penekanan sirene itu turut didampingi Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Kepala SKK Migas Dwi Soecipto.

Mengawali sambutannya, Wakil Presiden mengatakan bahwa sektor minyak dan gas bumi merupakan sektor yang strategis karena selain berperan sebagai penggerak ekonomi juga sebagai penyumbang penerimaan negara yang cukup besar.

“Sektor hulu migas masih berperan strategis, baik bagi pendapatan negara, maupun sebagai penggerak ekonomi nasional. Tahun 2022 lalu, kegiatan usaha hulu migas menyumbang lebih dari 42% terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berbasis sumber daya alam. Capaian PNBP migas bahkan tercatat Rp148,7 triliun, melebihi target awal sebesar Rp139,1 triliun,” ujar Ma’ruf.

Menurut Ma’ruf, prosentase pemanfaatan batubara dan minyak bumi cenderung menurun berbeda dengan gas bumi yang pemanfaatan gas justru kian meningkat karena gas bumi merupakan energi fosil yang relatif lebih ramah lingkungan karena rendah emisi.

“Gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara. Ini menunjukkan peran vital gas bumi, baik dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional maupun dalam kebijakan bauran energi di Indonesia,” tutur Ma’ruf.

Karena alasan itulah, maka Pemerintah terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri, seperti pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru, dan Lapangan Gas MDA dan MBH yang diresmikan hari ini.

Ke depan, kedua lapangan gas tersebut akan memasok kebutuhan gas yang cukup besar di Pulau Jawa. Pemenuhan kebutuhan gas ini diharapkan akan memacu geliat dunia usaha, yang berujung pada kemajuan perekonomian masyarakat, di tingkat regional sekaligus nasional. Efek berganda dari kedua lapangan gas ini akan didorong oleh suplai gas kepada PT PLN dan berbagai industri di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur.

“Saya mengapresiasi keberhasilan pembangunan kedua proyek ini yang mampu meningkatkan pasokan gas nasional sebesar 312 juta standar kaki kubik per hari, dan menyumbang penerimaan negara hingga Rp37,2 triliun selama proyek berjalan,”lanjut Ma’ruf.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengapresiasi kesediaan Wakil Presiden untuk meresmikan dua proyek stretgis ini. Hal ini menurut Arifin menujukkan dukungan serius dari Pemerintah terhadap sektor hulu migas yang memiliki peran penting dalam menyediakan energi, menghasilkan penerimaan negara, sekaligus secara simultan menciptakan multiplier effect bagi industri dalam negeri lainnya.

Penghargaan dan apresiasi sama juga disampaikan Arifin kepada SKK Migas, Pertamina EP Cepu, dan HCML yang telah bekerja keras mewujudkan dua proyek ini.

“Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang dioperatori oleh Pertamina EP Cepu (PEPC) dan telah on stream pada 20 September 2022. Lapangan gas JTB berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur,” ujar Arifin.

Baca Juga  Meulaboh Diguncang Gempa Magnitudo 5,0, Ini Analisis BMKG

“Kapasitas produksi Lapangan Gas JTB adalah 192 MMSCFD yang dialokasikan untuk PLN, industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, PGN ke Jargas Lamongan, dan PT Petrokimia Gresik (PKG),” sambung Arifin.

Mengenai Lapangan Gas MDA & MBH berlokasi di Madura, Provinsi Jawa Timur, lapangan ini akan menghasilkan gas sejumlah 120 MMSCFD sehingga total produksi lapangan gas JTB dan MDA & MBH adalah 312 MMSCFD.

“Sebagian dari gas ini akan diproses untuk mmebangun pabrik methanol berkapasitas kurang lebih 800.000 ton yang akan berlokasi di Bojonegoro yang produknya berupa methanol ini akan dipakai untuk mendukung kebutuhan industri biofuel di Indonesia,” jelas Arifin.

Penyerahan POD I Lapangan Asap, Kido dan Merah

Bersamaan dengan peresmian Proyek Lapangan Gas JTB, MDA dan MBH diserahkan pula oleh Menteri ESDM revisi Plan of Development (POD) I Lapangan Asap, Kido dan Merah serta penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara KKKS Genting Oil dengan PT. Pupuk Kaltim.

Diungkapkan Arifin, revisi POD dilakukan karena adanya perubahan atas revisi POD I di lapangan tersebut serta persetujuan POD I gas inplace dan besaran cadangan yang ditemukan.

“Sehubungan dengan penambahan potensi produksi gas di lapangan Asap, Kido dan Merah wilayah Kasuari Papua Barat, maka Pemerintah melakukan revisi POD I di lapangan tersebut. Perubahan atas persetujuan POD I untuk gas inplace dari 1.735 BSCFD menjadi 2.673,7 BSCF, dan perubahan cadangan dari 1.031,33 BSCF menjadi 2.244,45 BSCF,” ungkap Arifin.

“Produksi dari lapangan gas ini akan diperuntukkan untuk membangun satu pabrik pupuk di Papua dan membangun pabrik LNG,” lanjutnya.

Alasan membangun pabrik pupuk di Papua dijelaskan Arifin, karena nilai strategis Papua yang masih memiliki lahan yang luas untuk dikembangkan sektor pertaniannya guna mendukung jaminan ketahanan pangan bagi Indonesia di masa mendatang.

HoA antara KKKS Genting Oil dengan Pupuk Kaltim akan ditindaklanjuti menjadi Perjanjian Jual Beli Gas untuk mengalirkan gas sebesar 102 BBTUD yang diperlukan untuk produksi Ammonia sebesar 2.500 Metric Ton Per Day (MTPD) dan Urea sebesar 3.500 MTPD. Pabrik ini akan dibangun oleh Pupuk Kaltim dengan nilai investasi sekitar USD 1,5 miliar.

Menutup sambutannya, Arifin berharap persemian lapangan-lapangan gas baru serta penyerahan revisi POD Lapangan Asap, Kido dan Merah serta penandatanganan HOA mampu meningkatkan produksi migas untuk kepentingan masyarakat dan negara.

“Semoga Peresmian Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru dan MDA&MBH serta penyerahan Revisi POD I Lapangan Asap, Kido dan Merah, dan Penandatanganan HOA antara KKKS Genting Oil dengan Pupuk Kalimantan Timur mampu meningkatkan produksi migas, memberikan nilai tambah dan berkontribusi pada penerimaan negara untuk kemakmuran rakyat,” tutup Arifin.

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life